Pembiayaan Mobil dan Motor Tidak Gentar dengan Kenaikan Suku Bunga

Bisnis.com,02 Agt 2022, 14:04 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) meyakini kenaikkan suku bunga acuan tidak berpengaruh pada pembiayaan mobil dan motor. 

Ketua Appi Suwandi Wiratno mengatakan kenaikan suku bunga tidak terlalu berdampak pada perusahaan pembiayaan atau multifinance. Masyarakat, menurutnya, masih akan membeli motor atau mobil meskipun suku bunga naik  2-3 persen.

"Pernah kami mengalami kenaikkan tingkat suku bunga 18 persen orang tetap beli kendaraan saat itu," kata Suwandi dalam Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022, Selasa (2/8).

Dia menjelaskan alasan orang tetap akan membeli kendaraan karena bagi perusahaan pembiayaan kenaikkan suku bunga 1 - 3 persen tidak terlalu besar terhadap beban yang harus dibayarkan nasabah.

Sebagai contoh, kata Suwandi, jika nasabah memiliki cicilan Rp10 juta, maka kenaikkan 1 persen akan membuat beban cicilan mereka bertambah Rp10.000. Kenaikkan dengan nominal tersebut, menurut Suwandi, masih dalam batas kemampuan pembeli.

Sekadar informasi, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7DRRR di level 3,5 persen per Juli 2022.  Sejalan dengan keputusan ini, Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 4,25 sebesar persen.

Tidak lama berselang setelah keputusan tersebut, Bank Sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi 75 Bps. Sejumlah ekonom memprediksi langkah ini akan mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Suwandi mengatakan saat ini industri pembiayaan sedang mengalami pertumbuhan sejalan dengan pemulihan ekonomi di Tanah Air. Per April 2022, jumlah kendaraan yang roda empat yang terjual telah mencapai 346.849 unit. Harapannya hingga akhir 2022, penjualan kendaraan bisa mencapai 900.000 unit atau di atas dari jumlah penjualan prapandemi Covid-19 yang mencapai 887.202 unit.

“Orang-orang yang sudah memiliki kendaraan 5 - 7 tahun selalu ingin mengganti kendaraan. Selama infrastruktur lebih baik, pasti pergantian kendaraan dari mobil lama ke mobil baru akan tetap ada dan besar,” kata Suwandi.

Tidak kendaraan roda empat, kendaraan roda dua juga akan mengalami pertumbuhan. Hingga April 2022, kendaraan bermotor yang terjual telah mencapai 1.926.294 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini