Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) mengantongi persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB untuk melaksanakan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (2/8/2022), perseroan akan menerbitkan saham baru dalam PMTHMETD sebanyak 1.377.050.998 saham dengan nilai nominal Rp100. Jumlah ini mencapai 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Aladin.
Penambahan modal ini akan digunakan perseroan untuk memenuhi kewajiban modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada 2022. Sementara itu sampai dengan akhir Juni 2022, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp2,01 triliun.
Seluruh dana hasil private placement, setelah dikurangi biaya emisi, juga digunakan untuk mendorong penyaluran pembiayaan guna mendukung kinerja perseroan. Jika belum direalisasikan, dana tersebut akan ditempatkan dalam instrumen keuangan.
Manajemen menjelaskan periode pelaksanaan aksi korporasi tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2 tahun, terhitung sejak disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 29 Juli 2022.
Sementara itu, sampai dengan semester I/2022, emiten bank berkode saham BANK ini membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp80,77 miliar pada semester I/2022. Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban operasional, terutama dari sisi promosi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, rugi bersih bank digital syariah itu tumbuh 2.477 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp3,13 miliar.
Rugi yang dibukukan oleh emiten bank berkode saham BANK ini disebabkan oleh meningkatnya beban operasional pada paruh pertama 2022, yang mencapai Rp105,5 miliar. Jumlah ini meningkat 179 persen secara year-on-year (yoy).
Peningkatan beban operasional perseroan didorong oleh naiknya biaya promosi yang melesat 1.780 persen menjadi Rp6,11 miliar, dari sebelumnya Rp325 juta pada semester I/2021. Adapun, beban gaji naik 167 persen menuju angka Rp60,56 miliar.
Adapun, hak bagi hasil milik yang sebanyak Rp21,8 miliar atau naik 18 persen yoy. Pendapatan usaha lainnya juga tercatat tumbuh 142 persen menjadi Rp2,03 miliar.
Dengan demikian, rugi operasional yang dibukukan oleh Bank Aladin pada semester I/2022 mencapai Rp80,65 miliar atau naik 256 persen dibandingkan semester I/2021 yang sebesar Rp22,65 miliar.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi mengatakan bahwa sampai dengan akhir Juni 2022, perseroan membukukan total aset sebesar Rp2,79 triliun atau naik 28,76 persen dibandingkan akhir Desember 2021.
“Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan pada surat berharga yang dimiliki,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan total liabilitas dan dana syirkah temporer perseroan sebesar Rp785 miliar per akhir Juni 2022 atau turun 30,28 persen secara year-to-date (ytd). Penurunan ini disebabkan oleh kontraksi dana syirkah temporer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel