Satgas IDI Terima Permintaan Vaksin Monkeypox dari Kelompok Gay

Bisnis.com,03 Agt 2022, 16:48 WIB
Penulis: Szalma Fatimarahma
Ikustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Satgas Monkeypox PB Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Hanny Nilasari menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah permintaan pemberian vaksin monkeypox atau cacar monyet bagi kelompok berisiko tinggi, yaitu kelompok gay. 
 
"Ada dua orang yang sudah menghubungi saya, ada yang menanyakan tentang vaksinasi monkeypox atau cacar monyet. Jadi mereka ingin secara preventif untuk bisa melakukan vaksinasi," tutur Hanny dalam konferensi pers virtual PB IDI, Selasa (3/8/2022). 
 
Adapun Hanny menjelaskan, permintaan tersebut muncul setelah meningkatnya temuan kasus monkeypox yang hampir seluruhnya teridentifikasi pada kelompok-kelompok tertentu seperti gay, biseksual, maupun lesbian. 
 
Namun dirinya menyebutkan, meskipun sudah terdapat dua jenis vaksin monkeypox yang telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penggunaan kedua vaksin tersebut di Indonesia masih belum mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 
 
"Separti yang diketahui bahwa vaksin moneypox ini belum di-approve oleh BPOM, meskipun sudah ada dua vaksin yang menjadi rekomendasi dari CDC dan WHO," tegas Hanny.
Meskipun demikian, Hanny menegaskan bahwa masyarakat tetap dapat melakukan sejumlah pencegahan wabah lainnya, seperti penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta meningkatkan dan menjaga imunitas pada tubuh, di mana seperti yang diyakini bahwa virus monkeypox akan lebih mudah menular pada individu yang memiliki tingkat imunitas yang rendah. 
Di sisi lain, Ketua Satgas Monkeypox IDI tersebut juga mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya potensi penularan virus monkeypox. Dia menjelaskan bahwa cara penularan utama penyakit monkeypox bahkan bukan melalui aktivitas seksual, namun lebih kepada kontak fisik yang terjadi pada satu individu ke individu lainnya. 
"Justru yang menjadi concern adalah kontak erat dari kulit ke kulit, mukosa ke mukosa, seperti misalnya daerah mata, mulut, dan anus. Jadi bukan hanya terkonsentrasi pada populasi khusus tetapi juga pada orang-orang yang melakukan kontak fisik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini