Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mampu mencetak pertumbuhan laba secara signifikan pada semester I/2022, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) menyiapkan dua strategi utama guna mempertahankan kinerja positif di paruh kedua tahun ini.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo memaparkan bahwa ada dua strategi utama yang akan diterapkan oleh emiten bank berkode saham BBHI ini, yakni strategi intensifikasi dan ekstensifikasi.
Terkait strategi intensifikasi, BBHI akan meningkatkan seluruh parameter yang diamati untuk mendapatkan tingkat akuisisi pelanggan secara signifikan, serta peningkatan konstan terkait keterlibatan nasabah pengguna dalam bertransaksi di berbagai aspek kebutuhan.
“Di samping layanan perbankan dasar dengan tetap fokus pada kesederhanaan, selanjutnya juga dilengkapi peningkatan pada penawaran produk pinjaman dan produk investasi kepada pelanggan kami,” kata Indra ketika dihubungi Bisnis, Rabu (3/8/2022).
Indra menjelaskan peningkatan produk pinjaman itu akan menerapkan parameter PayLater dan Instant Cash dengan batas yang fleksibel untuk berbagai kategori segmen use-case. Hal ini diharapkan dapat membuat Allo Bank menjangkau segmen pengguna yang lebih besar, termasuk nasabah baru untuk kredit dan yang belum memiliki rekening bank.
Sementara itu, terkait dengan strategi ekstensifikasi, BBHI akan memperluas integrasi dengan ekosistem mitra strategis termasuk menggarap segmen industri yang berbeda, baik daring maupun luring.
Upaya tersebut akan ditempuh perseroan melalui kolaborasi secara inklusif, serta diikuti pengembangan portofolio digital rantai pasok atau supply chain di sektor produktif dari ekosistem-ekosistem mitra Allo Bank.
“Diharapkan dengan dua pilar strategi yang dimaksud dapat menempatkan Allo Bank pada posisi yang sangat kuat untuk melanjutkan momentum pertumbuhannya di masa depan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sampai dengan semester I/2022, bank digital besutan Chairul Tanjung ini membukukan laba bersih sebesar Rp150,62 miliar. Raihan tersebut mengalami kenaikan 557 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba tersebut diraih berkat peningkatan pendapatan bunga sebesar 108 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp265,97 miliar, sementara beban bunga turun 34 persen ke Rp48,73 miliar.
Kemampuan Allo Bank dalam menyeimbangkan postur pendapatan dan beban bunga berdampak positif terhadap pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp217,24 miliar atau melesat 306 persen dibandingkan capaian pada tahun lalu, yakni Rp53,47 miliar.
Selain itu, melesatnya laba Allo Bank juga dibarengi dengan penyaluran kredit yang naik 205 persen secara year-to-date (ytd) menjadi Rp6,71 triliun. Adapun, perseroan membukukan aset sebesar Rp9,7 triliun per semester I/2022 atau bertumbuh 110 persen ytd.
Kinerja penghimpunan dana masyarakat juga berada dalam tren positif, dengan perolehan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 50 persen menuju Rp3,19 triliun. Dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp209,5 miliar, atau terkoreksi 22 persen ytd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel