Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) akan menjalin kerja sama dengan lebih banyak pengembang untuk mendorong pertumbuhan kredit pemilikan rumah.
KPR yang tergabung dalam segmen konsumer memiliki ruang yang besar untuk tumbuh mengingat porsi kreditnya masih kecil di BCA Syariah yakni 4 persen dari total kredit.
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan fitur KPR BCA Syariah saat ini tidak jauh berbeda dengan induk fitur KPR induk perusahaan, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Dengan fitur yang hampir sama, maka margin bunga yang ditawarkan menjadi dekat, sehingga menarik bagi nasabah.
Dalam mendorong produk KPR Syariah berkembang lebih baik lagi, kata dia, perusahaan akan bersinergi dengan BCA. Misalnya, keikutsertaan BCA Syariah dalam expo yang akan digelar BCA pada September mendatang.
“Untuk internal, kami juga akan terus meningkatkan kerja sama dengan pengembang untuk rumah primary,” kata Pranata kepada Bisnis di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Sementara itu untuk rumah secondary, ujar Pranata, BCA Syariah akan bekerja sama dengan agen properti.
Per Juni 2022, kata Pranata, porsi KPR, yang masuk dalam segmen konsumer, di BCA Syariah masih sekitar 4 persen dari total Rp7 triliun pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Perusahaan menargetkan porsi KPR dapat meningkat menjadi 5 persen dari total kredit pada tahun ini.
“Akhir tahun semoga bisa mencapai 5 persen untuk kredit konsumer,” kata Pranata.
Sementara itu, Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan perusahaan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan di semua segmen baik komersial, konsumer maupun UMKM pada semester I/2022.
Portofolio pembiayaan komersial masih menopang penyaluran pembiayaan BCA Syariah dengan komposisi 71,7 persen dari total pembiayaan.
Selanjutnya pembiayaan UMKM dengan komposisi 24,2 persen dari total pembiayaan. Sementara pembiayaan konsumer tumbuh sebesar 109,8 persen atau dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan porsi hanya 4 persen dari total pembiayaan.
“Kondisi ekonomi yang makin positif ini menjadi momentum yang baik bagi BCA Syariah untuk menjalankan fungsi intermediasi dalam menyalurkan pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Yuli.
Selain itu, lanjutnya, BCA Syariah juga mampu menjaga kualitas aktiva serta menjaga keseimbangan aset dan liabilitas. Hal itu tercermin dalam laba perusahaan yang terus tumbuh.
Tercatat pada Juni 2022, BCA Syariah membukukan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 31,6 persen year on year/yoy dengan jumlah Rp58,2 miliar, dan laba sesudah pajak tumbuh dengan jumlah presentase yang sama menjadi Rp45,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel