AHY Sebut Pemilu Bukan Kontestasi Uang, Tapi Gagasan

Bisnis.com,05 Agt 2022, 18:21 WIB
Penulis: Setyo Aji Harjanto
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) didampingi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengatakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang merupakan kontestasi gagasan.

Menurut dia jangan sampai pesta demokrasi terbesar ini menjadi ajang kontestasi uang.

"Pada akhirnya pemilu adalah sebuah ajang, sebuah kontestasi gagasan, bukan kontestasi uang," kata AHY dalam acara Forum Pemred di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Putra dari mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini juga mengingatkan bahwa Pemilu bukanlah ajang kontestasi identitas, apalagi kontestasi fitnah.

Dia berharap dalam Pemilu 2024 mendatang literasi politik bangsa Indonesia dapat semakin dewasa.

"Mudah - mudahan bangsa Indonesia semakin dewasa, literasi politiknya juga membawa kita termasuk generasi muda agar memahami pentingya demokrasi," kata AHY.

Ungkap Tantangan Demokrasi

Selain itu, AHY juga mengungkapkan soal tiga tantangan demokrasi. Pertama, kata dia adalah politik uang.

Dia mengingatkan, jangan sampai hanya mereka yang mempunyai uang berlebih dapat memimpin dan menjadi kader.

"Politik uang ini merajalela harus kita antisipasi jangan sampai, hanya mereka yang punya uang berlebih, yang bisa menjadi kader-kader terbaik bangsa yang bisa menjadi pemimpin dan wakil rakyat," katanya.

Tantangan kedua, lanjut AHY, adalah politik identitas. Menurut dia, politik identitas dapat memecah belah bangsa.

"Polarisasi yang dieksploitasi karena sentimen suku agama, etnisitas, dan identitas lainnya ini sangat berbahaya bagi persatuan kita," ungkapnya.

Terakhir, kata AHY adalah politik fitnah. Menurut dia politik fitnah bukanlah hal baru. Namun, di era digital saat ini, lanjut AHY, hoaks hingga black campaign semakin merajalela.

"Merajalela membabi buta, belum lagi kita menghadapi buzzer buzzer politic, yang memang tugas dan pekerjaannya memproduksi berita berita bohong tadi. Pers yang kredibel independen yang mampu memverifikasi berita secara aktual dan faktual itulah yang dibutuhkan oleh negeri kita," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini