Airlangga: Peluang Sektor Wisata Terganjal Tiket Pesawat Mahal

Bisnis.com,06 Agt 2022, 11:53 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor pariwisata mulai mencatatkan pertumbuhan kinerja seiring dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19, tetapi menghadapi kendala dari harga tiket pesawat yang mahal akibat melonjaknya harga avtur.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa perbaikan mobilitas di Indonesia membawa efek positif terhadap perekonomian. Salah satunya terlihat dari capaian pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada kuartal II/2022.

Kinerja pertumbuhan ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 3,94 persen per kuartal II/2022, menurut Airlangga, sangat menunjukkan efek positif dari perbaikan mobilitas warga. Alasannya sangat jelas, karena perekonomian kawasan itu sangat mengandalkan pariwisata, yang bergantung kepada mobilitas masyarakat.

"Kita tahu pariwisata belum kembali [seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19]. Namun, ini baru awal dari perbaikan akibat mobilitas yang membaik," kata Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (6/8/2022).

Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia menurutnya cukup optimal, sehingga kondisi penyebaran virus cukup baik dari negara-negara lain, seperti Jepang yang catatan kasusnya masih di atas 200.000 dan Australia di atas 40.000. Hal tersebut mendorong wisatawan mancanegara untuk turut mengunjungi Indonesia, terutama Bali dan Nusa Tenggara.

Meskipun begitu, di tengah besarnya potensi, sektor pariwisata menghadapi tekanan besar dari tingginya biaya penerbangan. Lonjakan harga energi akibat konflik Rusia dan Ukraina mengerek harga avtur, sehingga harga tiket pesawat pun melambung tinggi.

"Terkait dengan tiket pesawat banyak yang mengambil batas atas, sehingga keterbatasan dari pesawat membuat biaya transportasi atau biaya tiket sekarang dari mana pun relatif lebih mahal dari dua atau tiga tahun lalu," kata Airlangga.

Dia pun menyebut bahwa sektor transportasi mencatatkan kenaikan inflasi yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penguatan protokol kesehatan menjadi langkah utama untuk menjaga denyut pariwisata di tengah besarnya tekanan eksternal yang berada di luar kendali Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini