Suplai Berlimpah, Harga CPO Dunia Melorot 8,56 Persen Selama Sepekan

Bisnis.com,07 Agt 2022, 15:27 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil/CPO SBO Rotterdam ex-mill terkoreksi 8,56 persen dalam kurun waktu satu pekan di awal Agustus 2022.

Berdasarkan pantauan Bisnis, Minggu (7/8/2022), dalam Council of Palm Oil Production Countries (CPOPC), pada 29 Juli 2022 harga CPO bertengger di harga US$1.630,89 per metrik ton. Sementara pada 4 Juli 2022 harga melorot menuju US$1.491,23 per metrik ton.

Artinya ada penurunan sebesar US$139,66 atau setara dengan 8,56 persen untuk harga CPO SBO Rotterdam ex-mill dalam satu minggu terakhir.

Penurunan juga terjadi pada harga CPO FOB Malaysia yang ikut turun dari US$1.109 per MT menjadi US$1.003 per MT dalam periode yang sama. Sementara untuk CPO FOB Indonesia terpantau stabil di US$1.100/MT.

Harga tender CPO di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara atau KPBN dalam satu minggu terakhir menujukkan harga yang berfluktuatif.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaka Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki, harga tender pada 1 Agustus 2022 senilai Rp10.103 per kilogram (kg). Pada 2 Agustus harga turun menjadi Rp9.923/kg, dan kembali naik pada 3 Agutus menjadi Rp10.165/kg. Pada 4 Agustus kembali ke angka Rp1.100/kg. Artinya harga di Indonesia cukup stabil.

Bukan tanpa sebab, penurunan terjadi seiring dengan pembukaan keran ekspor CPO dari Indonesia sehingga pasokan dunia dapat dikatakan lebih dari cukup.

Data Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan pada Juli 2022 index harga minyak nabati rata-rata 171,1 poin, turun 40,7 poin atau sekitar 19,2 persen. Salah satu penyebabnya, penurunan terjadi didorong oleh penurunan harga minyak sawit dunia.

FAO menyebutkan, Indonesia sebagai eksportir minyak sawit terbesar mendorong penurunan harga dunia tersebut.

“Harga minyak sawit internasional turun untuk empat bulan berturut-turut di bulan Juli, terutama karena prospek ketersediaan ekspor yang cukup dari Indonesia,” tulis FAO dalam laporannya, Jumat (5/8/2022).

Penurunan yang terjadi berimbas pada harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani yang mulai naik namun tipis. Sejak 30 Juli hingga 2 Agustus saja harga TBS di petani swadaya hanya naik Rp35/kg dan untuk petani plasma naik Rp31/kg.

Kondisi penurunan ini dikhawatirkan petani akan turut menurunkan harga tanda buah segar (TBS) sawit yang sedang diusahakan naik setelah sebelumnya anjlok hingga 75 persen saat pelarangan ekspor berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini