Waduh! Analis Sebut Reli di Bursa AS Tak Sejalan dengan Prospek Laba Emiten

Bisnis.com,08 Agt 2022, 19:08 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Analis Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc. mengatakan prospek kinerja emiten yang meredup bertentangan dengan rebound pasar saham Amerika Serikat (AS).

Dilansir Bloomberg pada Senin (8/8/2022), analis Morgan Stanley Michael J. Wilson dan David J. Kostin dari Goldman memperkirakan margin laba perusahaan terkontraksi tahun depan mengingat tekanan biaya yang terus menerus.

Proyeksi ini tersebut muncul di tengah musim pendapatan kuartal kedua yang lebih baik dari yang diperkirakan, yang memicu reli tajam di Wall Street bulan lalu karena investor bertaruh bahwa margin dapat menahan tekanan inflasi.

Optimisme seputar kebijakan Federal Reserve yang cenderung dovish di tengah data ekonomi yang lebih lemah juga telah mengangkat sentimen. Namun para analis tidak begitu yakin dengan hal ini.

“Meskipun harga ke konsumen akhir masih naik dengan cepat, harga untuk produsen naik dua kali lipat,” tulis Wilson dari Morgan Stanley seperti dikutip Bloomberg, Senin (8/8).

Kostin dari Goldman sependapat, mengatakan biaya input yang lebih tinggi akan mengurangi margin laba tahun depan bahkan ketika pendapatan terus meningkat, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

Analis sekarang memperkirakan margin bersih turun 25 basis poin pada 2023, dengan kontraksi terjadi di setiap sektor, dipimpin oleh sektor bahan baku, energi, dan perawatan kesehatan.

Wilson, yang dengan tepat memprediksi aksi jual tahun ini, skeptis terhadap rebound di Wall Street. Dia menyebut reli ini sebagai "reli pasar bearish " di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi.

Meskipun dia yakin inflasi telah mencapai puncaknya dan mungkin akan turun lebih cepat dari perkiraan pasar saat ini. Hal tersebut masih bukan pertanda baik bagi pasar saham karena akan mengurangi leverage operasional dan membebani pendapatan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini