Realisasi Vaksin 1,11 Juta, Kasus PMK di 5 Provinsi Langsung Nihil

Bisnis.com,09 Agt 2022, 19:18 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memasangkan eartag atau tanda pengenal pada telinga hewan ternak sapi yang telah disuntik vaksin untuk pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) di kandang peternakan sapi di kawasan Babakan Ciparay, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/6/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan saat ini i terdapat 5 provinsi, 66 kabupaten/kota, 570 kecamatan dan 4.195 desa dengan kategori Zero Case (0) Penyakit Kuku dan Mulut (PMK)

Pasalnya, lebih dari 2 minggu terakhir tidak terdapat kasus baru/kasus aktif, serta terjadi penurunan jumlah kasus harian. Lima provinsi tersebut yaitu Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah, mengatakan pemerintah juga mendorong percepatan vaksinasi bagi ternak yang sehat. Saat ini realisasi vaksinasi sudah mencapai 1,11 juta ekor.

"Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi memiliki kemampuan untuk mengendalikan jumlah kasus PMK. Dapat dilihat dengan membandingkan sejak puncak kasus 26 Juni 2022 sebanyak 13.518 ekor dengan jumlah kasus per tanggal 5 Agustus 2022 sebanyak 476 ekor atau turun sebesar 96,48 persen dari puncak kasus,” ujarnya, dikutip Selasa (9/8/2022).

Sementara itu, rata-rata perbandingan jumlah ternak sembuh terhadap ternak sakit PMK sebesar 61,98 persen, sedangkan rata-rata perbandingan jumlah ternak mati terhadap ternak sakit PMK sebesar 1,07 persen.

Pemerintah terus menekan penularan penyakit ini terutama di provinsi dengan penyumbang kasus konfirmasi PMK terbesar, yaitu Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah sapi terbanyak dengan terkonfirmasi PMK, kemudian NTB, Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Tengah.

Namun demikian, Ia meminta agar masyarakat tetap mewaspadai adanya potensi lonjakan kasus. Sebab saat ini masih terdapat kasus di 215 kabupaten/kota yang harus segera dikendalikan. “Oleh karena itu, surveilans dan penerapan tindakan pengobatan, pengamanan, pengetatan biosekuriti secara berkelanjutan harus tetap dilakukan bersama-sama,” tuturnya.

Nasrullah pun mengimbau kepada masyarakat agar penanganan PMK juga dimaksimalkan melalui 5 strategi utama, yakni menjaga sanitasi dan biosekuriti kandang, memvaksin ternak yang sehat, membatasi lalu lintas ternak dan produk ternak dari wilayah zona merah ke wilayah hijau, mengisolasi ternak yang sakit dan melakukan pengobatan, melaksanakan pemotongan bersyarat.

"Saat ini kami terus melakukan upaya agar penyakit ini tidak menyebar ke provinsi lain. Untuk itu, kami mendorong tim gugus tugas PMK di semua wilayah guna tetap waspada dan menindaklanjuti kasus di seluruh wilayahnya masing-masing dan menjaga langkah-langkah biosekuriti di tingkat desa," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini