Pfizer Akuisisi Global Blood Therapeutics Senilai Rp80,2 Triliun

Bisnis.com,09 Agt 2022, 14:34 WIB
Penulis: Nabila Dina Ayufajari
Obat Covid-19 buatan Pfizer, Paxlovid

Bisnis.com, JAKARTA - Pfizer Inc. telah sepakan untuk mengakuisisi Global Blood Therapeutics Inc. senilai US$5,4 miliar atau Rp80,2 triliun (dengan Kurs Rp14,852).

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (9/8/2022), raksasa obat yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) akan membayar US$68,50 untuk setiap saham Global Blood yang beredar. Nilai ekuitas total kesepakatan tidak termasuk utang sekitar US$4,6 miliar.

Akuisisi ini disepakati dengan Global Blood memberikan paten obat yang baru-baru ini disetujui untuk penyakit sel sabit dan dua obat eksperimental lainnya untuk kondisi darah langka. Pfizer akan mendapatkan paten obat penyakit sel sabit yang terjual sekitar US$195 juta tahun lalu.

Perusahaan farmasi itu membutuhkan produk baru karena khawatir terkait kondisi pandemi yang mulai berkurang sehingga mengancam pendapatan mereka dari vaksin Covid-19 dan obat Paxlovid.

Chief Business Innovation Officer Pfizer Aamir Malik mengatakan perseroan menargetkan tambahan pendapatan yang disesuaikan dengan risiko sebesar US$25 miliar pada 2030 melalui pengembangan bisnis.

“[Kesepakatan ini] bagian yang sangat jelas dari strategi yang membahas beberapa hilangnya dinamika eksklusivitas dalam bisnis di paruh terakhir dekade ini,” ungkap Malik seperti dikutip Bloomberg, Selasa (9/8/2022).

Wall Street memperkirakan penjualan terapi penyakit sel sabit Global Blood sekitar US$1 miliar pada 2026, yang berarti akan meningkatkan bisnis penyakit langka Pfizer, berdasarkan analis Bloomberg Intelligence John Murphy dan Sam Fazeli.

“Pfizer memanfaatkan peluang pasar itu melalui advokasi di seluruh dunia dan kemampuan penggantian biaya yang telah dibangunnya untuk portofolio penyakit langka, termasuk dalam hematologi,” kata Malik.

Analis Cantor Fitzgerald Louise Chen mengatakan bahwa kesepakatan itu akan menenangkan investor yang menginginkan Pfizer untuk terus membawa aset baru untuk meningkatkan visibilitas pendapatan setelah akhir dekade ketika aset utama mulai kehilangan perlindungan patennya. Selain itu, untuk perusahaan untuk mendiversifikasi konsentrasi penjualannya pada obat-obatan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini