Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (Bumiputera Syariah), anak usaha Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 mencatatkan penurunan total aset sebesar 15,19 persen year-on-year (yoy) atau setara Rp100,55 miliar pada 2021
Berdasarkan laporan keuangan 2021 audited yang dipublikasikan pada awal pekan ini, dikutip Rabu (10/8/2022), anak usaha AJB Bumiputera 1912 itu membukukan total aset senilai Rp561,34 miliar. Nilai aset ini turun 15,19 persen bila dibandingkan dengan total aset pada 2020 yang mencapai Rp661,89 miliar.
Penurunan total aset tersebut didorong oleh penurunan pada sejumlah pos komponen aset, seperti kas dan setara kas yang turun dari Rp31,68 miliar pada 2020 menjadi Rp15,65 miliar pada 2021. Kemudian, investasi pada surat berharga juga turun menjadi Rp470,36 miliar pada 2021, dari sebelumnya mencapai Rp550,82 miliar pada 2020.
Jumlah aset tetap perseroan juga tercatat turun dari Rp400,4 juta pada 2020 menjadi Rp163,49 juta. Aset lainnya juga turun dari Rp76,03 miliar pada 2020 menjadi Rp71,08 miliar pada 2021.
Dari sisi liabilitas, Bumiputera Syariah tercatat memiliki utang klaim Rp49,98 miliar. Naik 90,69 persen bila dibandingkan dengan 2020 yang mencapai Rp26,21 miliar.
Kemudian pada pos ekuitas, modal disetor perseroan mencapai Rp100 miliar pada 2021. Namun, saldo penghasilan komprehensif lain perseroan tercatat minus Rp60,02 miliar dan membukukan saldo rugi Rp75,62 miliar. Sehingga ekuitas perusahaan dalam posisi negatif.
Rugi Bumiputera Syariah
Sementara itu pada pos laba rugi, Bumiputera syariah mencatat secara korporasi mampu menekan kerugian dari Rp16,99 miliar menjadi Rp10,57 miliar. Penurunan kerugian ini penurunan beban usaha dan peningkatan pendapatan investasi peserta.
Pada beban usaha, Bumiputera Syariah mengurangi beban dari Rp38,1 miliar menjadi Rp27,5 miliar. Sedangkan pendapatan ujrah pengelolaan dana investasi peserta naik dari Rp4,9 miliar menjadi Rp8,3 miliar.
Meski demikian Bumiputera Syariah mengalami penurunan pendapatan pengelolaan operasi asuransi dari Rp7,9 miliar menjadi Rp5,5 miliar. Demikian juga ujrah pengelolaan tabaru turun dari Rp2,1 miliar menjadi Rp1,1 miliar.
Meski demikian, manajemen Bumiputera Syariah mencatatkan risk based capital atau RBC perusahaan sudah dijalur postif yakni dari -360,93 persen menjadi positif 222,9 persen.
Bumiputera Syariah juga dalam underwritting tabaru pengalami penurunan pendapatan kontribusi sebesar 28,59 persen yoy. Sepanjang tahun lalu, Bumiputera Syariah mampu menghimpun kontribusi senilai Rp10,91 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp15,28 miliar.
Alhasil, saldo dana tabarru' perseroan berkurang sebesar Rp5,41 miliar sehingga saldo akhir dana tabbaru' perseroan menjadi Rp29,11 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel