Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor pembiayaan PT Buana Finance Tbk. (BBLD) mencatatkan kinerja pembiayaan lebih baik pada semester I/2022 seiring masifnya penyaluran pinjaman yang dilakukan perusahaan.
Direktur Buana Finance Herman Lesmana menjelaskan total pembiayaan per Juni 2022 mencapai Rp1,45 triliun, tumbuh 55,41 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp932 milliar.
"Kami masih optimis bahwa target pembiayaan baru sebesar Rp2,58 triliun akan tercapai di akhir tahun 2022 ini. Karena kami melihat penyaluran pembiayaan diperkirakan masih akan terus membaik, walaupun perlu kiranya memantau berbagai risiko dan tantangan yang baru muncul akhir-akhir ini," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (10/8/2022).
Sebagai perbandingan, penyaluran pembiayaan baru Buana Finance mencapai Rp2,82 triliun sepanjang 2019, kemudian anjlok akibat pandemi Covid-19 menjadi hanya Rp1,18 triliun saja sepanjang 2020.
Tahun ini, Herman melihat sentimen berbagai pihak untuk menjags stabilitas di masa pemulihan dari pandemi masih ada, menyebabkan pertumbuhan ekonomi tampak terhalang dan kurang eksponensial. Salah satunya, turut disebabkan tren pengetatan kebijakan moneter global, serta eskalasi tensi geopolitik yang terjadi di Ukraina dan Rusia.
"Namun, memang kondisi ini juga membuka peluang untuk perkembangan bisnis alat berat, terutama dari sentimen positif industri pertambangan dan mineral. Kebutuhan korporasi terkait sektor ini diproyeksi akan meningkat, terutama terkait pembiayaan investasi, baik alat berat, kendaraan pengangkutan, atau pembiayaan modal kerja," tambahnya.
Herman melihat bahwa bisnis pembiayaan di Tanah Air masih akan terdongkrak minat korporasi untuk memperbesar bujet investasi, yang harapannya masih terjaga sampai akhir tahun nanti.
Terlebih, bagi korporasi yang usahanya terkait komoditas batu bara, nikel, emas, sampai aluminium, di mana masih dalam tren penguatan harga, kemungkinan kecil menahan ekspansi bisnis demi memaksimalkan potensi keuntungan.
Adapun, sampai semester I/2022, leasing yang berfokus melayani pembiayaan mobil bekas dan alat berat ini mencatatkan kenaikan total aset 9,7 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp3,9 triliun. Seluruh komponen piutang, baik pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, maupun anjak piutang kompak bertumbuh.
Laba bersih pun tumbuh berlipat dari hanya Rp3,22 miliar per Juni 2021 menjadi Rp22,19 miliar per Juni 2022. Sebagai perbandingan, laba tengah tahunan Buana Finance pada era 2019 mencapai Rp33,42 miliar, sementara pada paruh periode pandemi Covid-19 masih senilai Rp13,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel