Mahkota Group (MGRO) Jadi Pengendali Pabrik Sawit Dekat KEK Sei Mangkei

Bisnis.com,11 Agt 2022, 14:45 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Usli Sarsi, Presiden Direktur PT Mahkota Group Tbk. (kiri) menjelaskan perseroan membukukan kenaikan laba bersih 582% dari Rp12,39 miliar pada 2017 menjadi Rp84,51 miliar di 2018, Kamis (9/5/2019). Perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp21,13 miliar atau 25% dari total laba bersih. - Bisnis/M. Abdi Amna

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) melakukan penambahan kepemilikan saham di PT Karya Pratama Niagajaya.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan pada Kamis (11/8/2022), MGRO melalui anak usahanya, PT Mutiara Unggul Lestari telah melakukan penambahan kepemilikan saham di PT Karya Pratama Niagajaya dari awal sebesar 40 persen menjadi sebesar 52 persen.

“Dengan demikian PT Mutiara Unggul Lestari secara sah akan menjadi Pengendali Utama perusahaan,” jelas manajemen MGRO dalam keterangan resmi tersebut.

Adapun, PT Karya Pratama Niagajaya merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit yang terletak di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara dan mempunyai kapasitas olah sebesar 45 ton per jam. PT Karya Pratama Niagajaya memiliki lokasi pabrik yang sangat strategis terletak berdekatan dengan pelabuhan Kuala Tanjung serta Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

Manajemen memaparkan, dengan letak strategis tersebut, berbagai rencana pengembangan usaha dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja.

“Dengan menjadi Pengendali Utama diharapkan perusahaan dapat berkembang dengan lebih pesat dan menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk masa mendatang,” tutupnya.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi mengatakan, manajemen optimistis MGRO dapat membukukan laba bersih di sisa tahun 2022.

"Secara tahunan perseroan menargetkan pendapatan Rp12 triliun dan laba bersih Rp200 miliar di tahun 2022," katanya.

Seiring dengan hal tersebut, MGRO akan mempercepat produksi minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan domestik. Elvi mengatakan, hal ini merupakan salah satu persyaratan dari Pemerintah untuk dapat memperoleh persetujuan ekspor.

Percepatan produksi tersebut diharapkan dapat memaksimalkan ekspor, sehingga secara bertahap mengurangi stok produksi yang masih melimpah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini