Beda Strategi GOOD dan UNVR Soal Alokasi Belanja Iklan Promosi

Bisnis.com,14 Agt 2022, 15:01 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) memiliki strategi yang berbeda dalam menghabiskan belanja iklan. Ilustrasi/Unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) memiliki strategi yang berbeda dalam menghabiskan belanja iklan.

Beberapa emiten fast moving consumer goods (FMCG) masuk jajaran top pengiklan selama semester I/2022 berdasarkan laporan Nielsen Ad Intel. Emiten barang konsumer seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) tercatat cukup royal menggelontorkan dana jumbo untuk pemasaran produk.

Berdasarkan laporan keuangan interim UNVR per 30 Juni 2022, pengeluaran untuk iklan dan riset tercatat mencapai Rp1,58 triliun. Nilai tersebut 39,03 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran iklan dan riset semester I/2021 sebesar Rp1,14 triliun.

Belanja iklan UNVR yang cukup besar tidak lepas dari visi perseroan untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia. Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti belum lama ini menyampaikan bahwa konsumen Indonesia tidak hanya mencari nilai dari harga yang dibayar di tengah inflasi tinggi saat ini, tetapi juga mencari merek yang kredibel yang dapat menawarkan keunggulan produk.

“Kami akan meningkatkan upaya untuk memperkuat core dan big brands. Kami melakukannya dengan kenaikan investasi di media dan memperkuat advertising campaign. Kami juga memastikan investasi media kami kompetitif dan kualitas iklan kami teruji dengan hasil iklan yang sangat baik,” kata Ira.

Kenaikan belanja iklan juga terlihat pada laporan keuangan Indofood untuk tiga bulan pertama di 2022. Selama Januari—Maret tahun ini, beban iklan dan promosi emiten berkode INDF itu mencapai Rp571,19 miliar atau meningkat 16,59 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp489,88 miliar.

Sementara itu, belanja iklan dan promosi Mayora tercatat turun pada semester I/2022. Pos pengeluaran iklan dan promosi selama periode ini menembus Rp1,24 triliun atau turun 20,82 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp1,57 triliun pada semester I/2021.

Penurunan belanja iklan dan promosi juga terlihat pada PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD). Pengeluaran untuk promosi dan iklan selama semester I/2022 tercatat berjumlah Rp144,62 miliar, turun 15,77 persen dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp171,70 miliar.

Head of Corporate Communication & Relations Garudafood Dian Astriana menjelaskan belanja iklan dan promosi 2021 cenderung lebih besar karena kebijakan perseroan yang lebih agresif memasarkan produk untuk mendongkrak penjualan.

“Jika dibandingkan dengan 2021 memang turun karena di 2021 Garudafood gencar melakukan iklan dan promosi secara agresif untuk menaikkan penjualan yang turun cukup dalam pada 2020 dikarenakan pandemi Covid-19 bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif,” jelas Dian kepada Bisnis, Minggu (14/8/2022).

Dian mengemukakan belanja iklan pada 2022 relatif tidak terlalu agresif seiring dengan tren kenaikan penjualan dan brand awareness yang mulai dapat diterima konsumen. GOOD berencana mengalihkan alokasi belanja iklan pada sisa 2022.

“Kami mencoba mengalihkan sebagian biaya iklan dan promosi ke kuartal ketiga dan kuartal keempat, sembari tetap mencermati kondisi dan perkembangan di pasar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini