Kemenkop UKM Kenalkan Skopi, Begini Kata Asosiasi Pinjol

Bisnis.com,14 Agt 2022, 15:17 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi P2P lending atau pinjaman online (pinjol)/Samsung.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) atau lebih familiar di masyarakat dengan pinjaman online (pinjol) menyebutkan ikut mendukung platform Solusi dan Konsultasi Pembiayaan dan Investasi (Skopi) dan kampanye UMKM Juara dengan Digital besutan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).

Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah menjelaskan bahwa penandatanganan nota kesepahaman terkait dukungan terhadap SKOPI yang terealisasi pada Hari UMKM Nasional, seiring dengan komitmen industri tekfin P2P lending dalam mendukung UMKM.

"Ini menjadi bukti bahwa industri fintech pendanaan terus berkomitmen untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat unbanked dan underserved, khususnya UMKM," ujar Kus dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (14/8/2022).

Adapun, SKOPI merupakan platform alternatif akses pembiayaan dan konsultasi secara online kepada UMKM dalam upaya mendorong peningkatan pertumbuhan kredit dan inklusi keuangan nasional di sektor UMKM.

SKOPI akan menghubungkan UMKM dengan para penyedia layanan lembaga jasa keuangan dan penyedia jasa penilaian kredit yang dapat diakses di https://skopi.kemenkopukm.go.id.

Harapannya, SKOPI mampu mendorong literasi keuangan serta memperluas akses pembiayaan dan investasi UMKM guna mendukung inklusi keuangan mencapai 90 persen pada tahun 2024.

Kus menambahkan kemajuan ekonomi nasional ke depan ditentukan bagaimana kita dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital sebaik mungkin.

Kemenkop dan UKM sendiri mencatat, selama pandemi, transaksi UMKM di pasar online meningkat 26 persen, terdapat 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35 persen pengiriman barang seperti dilansir kajian McKinsey dan Redseer.

Selama 2 tahun pandemi ini telah mendorong UMKM bertransformasi digital, terbukti ada 19 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi. Inilah yang turut mendorong optimisme pemerintah bahwa target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai.

Wakil Ketua Bidang Humas AFPI yang juga COO Aktivaku, Tofan Saban mengatakan berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri tekfin P2P lending telah menyalurkan pendanaan ke sektor produktif sebesar Rp52,92 triliun periode Januari sampai Juni 2022, atau 43 presen dari total penyaluran industri. Angka ini juga naik 44 persen dari Januari sampai Juni 2021 yang masih Rp 36,74 triliun.

Bahkan, sejak 2017 hingga Juni 2022 jumlah pinjaman yang telah disalurkan 102 penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending sebesar Rp400,42 triliun. Adapun jumlah peminjam atau borrower mencapai 85,19 juta dan pemberi pinjaman atau lender 902.000 entitas dan individu.

"Industri P2P lending akan terus mendukung dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, khususnya melalui perannya dalam transformasi ekonomi digital sesuai dengan fokus Presidensi G20 Indonesia. Dengan demikian, kedepannya turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi," tutup Tofan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini