Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan (multifinance/leasing) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan dari sisi piutang pembiayaan terkait kendaraan pada semester I/2022, di mana notabene kendaraan merupakan produk andalan mayoritas pelaku industri.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan kinerja ini mencerminkan bahwa fundamental perekonomian nasional dan daya beli masyarakat Indonesia masih terjaga.
Menurut Suwandi, sepanjang tahun berjalan sebenarnya kredit kendaraan tengah dalam tren bertabur sentimen positif, terutama terdorong peningkatan mobilitas individu maupun pelaku usaha. Hambatannya hanya masalah pasokan kendaraan baru akibat krisis komponen semikonduktor.
"Jadi kami hanya bisa berharap pemerintah dan para pemangku kepentingan bisa menjaga agar beragam krisis yang terjadi di luar negeri itu tidak sampai ke sini, terutama yang bisa membuat lonjakan inflasi dan akhirnya melemahkan daya beli masyarakat," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Sebagai gambaran, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022, outstanding kredit mobil baru senilai Rp117,97 triliun, yang notabene merupakan penyumbang piutang terbesar buat industri, tercatat tumbuh 5,29 persen (year-to-date/ytd) ketimbang tutup buku 2021.
Sementara itu, outstanding kredit sepeda motor baru senilai Rp65,26 triliun tercatat hanya tumbuh tipis 0,56 persen ytd ketimbang akhir 2021. Terutama karena gap pasokan dari pabrikan dengan permintaan konsumen masih begitu jauh, sehingga para pemain leasing harus mengalami penundaan transaksi.
Menariknya, outstanding kendaraan bekas justru berkebalikan dengan kendaraan baru. Piutang pembiayaan sepeda motor bekas melejit hingga 11,8 persen ytd menjadi Rp19,84 triliun. Sementara piutang pembiayaan mobil bekas terbilang stabil di kisaran Rp55 triliun sejak pertengahan tahun lalu, dan hanya naik 1,9 persen ytd dari akhir tahun 2021.
Terakhir, untuk segmen produktif, piutang pembiayaan mobil pengangkutan senilai Rp46,31 triliun tercatat tumbuh 9,8 persen ytd dari tahun lalu, bahkan tumbuh lebih dari 15 persen (year-on-year/yoy) ketimbang tengah tahun lalu.
Pertumbuhan akan pembiayaan mobil pengangkutan tampak seiring dengan moncernya kredit segmen alat berat, di mana terdorong kebutuhan paket armada (fleet) para pelaku usaha di sektor pertambangan, kehutanan, perkebunan, tumbuhnya bisnis logistik, serta pulihnya aktivitas konstruksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel