2025, Sepertiga Model Toyota Indonesia Berbasis Elektrik

Bisnis.com,16 Agt 2022, 19:22 WIB
Penulis: Kahfi
Mobil listrik konsep Toyota bZ4X. /Toyota

Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Indonesia mengungkapkan komitmen 30 persen atau sekitar sepertiga dari model yang dipasarkan di Indonesia akan berbasis teknologi listrik pada 2025. Sejauh ini, prinsipal itupun telah memperkenalkan beberapa model berbasis hybrid  hingga battery electric vehicle (BEV).

Direktur Corporate Affair PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengungkapkan prinsipal ikut berupaya agar target penurunan emisi karbon yang ditetapkan pemerintah bisa digapai. “Kami pastinya mendukung target zero emission pada 2060,” ungkapnya kemarin.

Untuk mengarah ke sana, Toyota Indonesia menggunakan strategi yang simultan, mulai dari memperkenalkan model BEV, PHEV, HEV, hingga Biofuel. Menurut Bob, dengan strategi tersebut, Toyota Indonesia bisa menyerap kemampuan pasar di semua segmen daya beli.

Dia menilai dengan menjaring pasar yang lebih luas dengan model sesuai segmen, proyek elektrifikasi pun bisa semakin massif. “Dari sisi BEV, sejauh ini baru bisa menggarap segmen premium. Sedangkan segmen di bawahnya pun harus disediakan opsi model yang cocok, mungkin dengan HEV jadi lebih terjangkau. Jadi kami memberikan opsi dari BEV, hingga HEV karena pada akhirnya harus dilayani pasar yang besar tersebut,” ungkap Bob.

Karena itu, Toyota Indonesia tengah menyiapkan beberapa model yang menggunakan ragam teknologi elektrik. “Targetnya pada 2025, 30 persen produk kami elektrik,” jelas Bob.

Dia meyakini dengan strategi demikian, Toyota Indonesia bisa memperkuat ekosistem kendaraan listrik. Sebagaimana dilakukan Thailand, kini “Negeri Gajah Putih” itu perlahan melengkapi ekosistem kendaraan listrik, mulai dari pasar yang sudah akrab dengan teknologi elektrik, hingga adanya fasilitas daur ulang baterai.

“Thailand memulainya dari HEV sejak 10 tahun lalu, sehingga masyarakat sudah akrab dengan kendaraan listrik. Selain itu, keberadaan HEV juga merangsang kehadiran investor fasilitas daur ulang baterai, karena ini bagian penting dari ekosistem kendaraan listrik,” tambah Bob.

Di Thailand, selain pasar kendaraan elektrik yang kian membesar, terbukti dengan besaran pasar BEV yang menembus 3.000 unit pada semester I/2022, fasilitas daur ulang baterai pun telah mencapai skala keekonomian. “Mereka merintis secara berkesinambungan mulai dari Eco Car 1 dan 2, hingga era elektrifikasi,” kata Bob.

Dia mengungkapkan ada beberapa perbedaan antara Thailand dan Indonesia dalam menempuh proyek elektrifikasi. Dari sistem perpajakan, Thailand tidak memiliki beban pajak daerah berbeda dengan Indonesia.

“Selain itu, mungkin tarif pajaknya juga berbeda, mereka sepertinya lebih agresif,” kata Bob.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini