Jabar Masih Jadi Kontributor Pangan Terbesar Nasional Tahun 2022

Bisnis.com,16 Agt 2022, 17:18 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar Dadan Hidayat

Bisnis.com, BANDUNG — Jawa Barat menerima penghargaan sebagai Kontributor Pangan Terbesar ke 3 Terbesar Nasional dari Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar Dadan Hidayat mengatakan pihaknya mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Dadan, Jabar sebagai Kontributor Pangan Terbesar ke 3 Terbesar Nasional dengan capaian produksi 9.113.573 Ton/GKG dengan presentasi sebanyak 16,75 persen.

“Ada 3 Kabupaten yang menyumbang kontribusi terbesar di Nasional meliputi Indramayu dengan capaian produksi 1.319. 624 Ton/GKG, kemudian Karawang 1.234.134 Ton/GKG, dan Subang 959.456 Ton/GKG,” katanya dikutip Bisnis, Selasa (16/8/2022).

Menurutnya penghargaan ini diberikan sebagai rasa syukur atas terwujudnya swasembada pangan selama 3 tahun terakhir 2019-2021. Menteri menurutnya mengatakan capaian ini merupakan hasil kerja keras semua pihakl dan para petani yang terus berkontribusi menjaga ketahanan pangan Indonesia ditengah isu krisis pangan global.

Jabar sendiri menargetkan untuk tetap surplus produksi sejak 2021 lalu lewat sejumlah program. Program tersebut antara lain terus menambah luasan areal tanam, pemanfaaatan lahan-lahan nganggur.

“Intensitas tanaman dari satu menjadi dua kali, dua kali menjadi tiga kali, kami juga akan mencanangkan tiga [kali tanam] menjadi empat kali di lahan dengan irigasi teknis,” tuturnya.

Menurutnya selain strategi on farm, pihaknya juga sudah mendorong agar petani menghadapi sejumlah ancaman cuaca ekstrem di 2021 untuk memanfaatkan sejumlah layanan perlindungan seperti asuransi usaha tani padi juga kredit usaha rakyat (KUR).

“Kami juga anjurkan petani menaman varietas tahan genangan dan tahan banjir,” ujarnya.

Dadan juga memastikan petani sudah diminta lebih cerdas membaca situasi lapangan saat menanam padi. Edukasi ini didorong lewat peran sekolah iklim yang terus digenjot pihaknya ke sejumlah sentra padi. “Banjir kami gerakan pompanisasi ke daerah yang biasa terkena dampak banjir, untuk sebaliknya jika musim kemarau bisa dimanfaatkan untuk memompa,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini