Ekspansi Bisnis, KVG Group Bidik Pengembangan Industri Kenaf RI

Bisnis.com,16 Agt 2022, 23:54 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kenaf Venture Global (KVG) dan PT Kenaf Diwana Sanjaya dan Pemerintahan Aceh di Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta pada Selasa (16/8/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Malaysia Kenaf Venture Global (KVG) berekspansi bisnis ke pasar Asia Tenggara. Langkah pertama, KVG menyasar Indonesia dengan menggaet PT Kenaf Diwana Sanjaya dan Pemerintahan Daerah Aceh.

Kenaf merupakan tanaman yang dibudidayakan dan menghasilkan serat. Kenaf banyak dimanfaatkan untuk sejumlah industri, seperti otomotif, bahan bangunan, konstruksi, hingga kertas.

KVG sendiri merupakan salah satu produsen kenaf utama internasional yang mempromosikan manfaat yang ditawarkan kenaf, yaitu kehidupan yang berkelanjutan.

KVG mempunyai visi memperbanyak produk kenaf dalam rangka mengakomodasi permintaan global. Untuk itu, KVG gencar berekspansi. Pada tahap awal, KVG menyasar pasar Indonesia.

KVG telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Kenaf Diwana Sanjaya dan Pemerintahan Aceh untuk perluasan industri kenaf dalam hal teknologi, penelitian, dan pengembangan benih kenaf di Aceh.

Melalui kerja sama ini, KVG ingin memperluas perkebunan hingga 100 ribu hektar. "Kami bertekad menjadi yang terdepan dalam kemajuan teknologi yang terkait industri kenaf," kata CEO of KVG Group Jazman Shahar Abdollah di Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta pada Selasa (16/8/2022).

Perusahaan menyasar Aceh karena wilayah tersebut dinilai cocok bagi perkembangan industri kenaf. "Tidak hanya didukung lingkungannya, tapi Pemerintah Daerah Aceh juga mendukung kerja sama ini," ujar Jazman.

CEO of PT Kenaf Diwana Sanjaya Ikhsan mengatakan, kerja sama dengan KVG membantu perkembangan pertumbuhan kenaf di Indonesia. "Ini langkah yang bagus untuk pengembangan kenaf di Indonesia," katanya.

Ia juga menilai, tanaman kenaf merupakan tanaman yang dapat menggantikan material yang tidak ramah lingkungan untuk sejumlah industri, seperti otomotif.

Inisiatif bengembangan bisnis kenaf juga menjadi faktor pendorong menuju konsep hijau dan berkelanjutan sesuai dengan arahan UN Habitat.

Apalagi, pada pertemuan G20 degradasi lahan terkait perusakan mangrove dan lahan gambut serta keanekaragaman hayati menjadi isu yang diperdalam.

Lahan gambut yang selama ini dikenal sebagai lahan yang tidak subur, namun memiliki fungsi penting bagi kelestarian lingkungan, dan merupakan penyimpan karbon terbesar kedua setelah hutan tropis. Kenaf diharapkan dapat menjadi komoditas alternatif untuk menjawab serta mengatasi degradasi lahan ini.

Kenaf dapat tumbuh dengan baik di beragam jenis tanah, mulai dari tanah gambut, organik, hingga tanah gurun berpasir. Tumbuhan ini pun dapat tumbuh di tanah yang telah terkena banjir, mempunyai kesuburan rendah, dan jangkauan pH yang luas serta toleransi terhadap kekeringan.

Selain itu, Plt. Asisten Perekenomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi mengatakan bahwa kerja sama tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi, masyarakat, dan lingkungan Aceh.

Pada bidang ekonomi, kerja sama dengan KVG sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang sedang menggiatkan investasi dari luar dalam rangka mendorong perekonomian yang sempat melambat akibat pandemi Covid-19.

"Pemerintah Aceh mendukung KVG dalam ekspansi industri kenaf di Aceh, khususnya di bidang riset dan pengembangan. Kami sangat menghargai kerja sama ini dan berharap semoga dengan masuknya KVG ke Aceh, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh," kata Mawardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Puput Ady Sukarno
Terkini