Mantap! 302 UMKM Raih Modal Usaha Alternatif Lewat Securities Crowdfunding

Bisnis.com,17 Agt 2022, 14:40 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyediakan alternatif pembiayaan bagi usaha mikor kecil menengah di pasar modal melalui model Securities crowdfunding. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang tahun berjalan periode 2022, perusahaan teknologi finansial urun dana (securities crowdfunding/SCF) yang berizin OJK tercatat telah membantu 302 UMKM menerbitkan efek dalam rangka penggalangan modal di pasar modal.

Securities crowdfunding adalah model pendanaan alternatif yang difasilitasi OJK dengan sistem penggalangan dana (raising fund) atau yang biasa kita kenal dengan istilah patungan melalui pasar modal. Model ini layaknya pasar saham bagi UMKM dimana para pemodal yanng telah mempelajari proposal dari pelaku usaha melakukan penempatan dana untuk kemudian memperoleh sebagian saham perusahaan ataupun kupon yang dijanjikan.

Wakil Ketua Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Heinrich Vincent menjelaskan lebih lanjut bahwa aktivitas penerbitan terbagi 238 penerbitan saham UMKM konvensional, 4 penerbitan saham UMKM berbasis syariah, 3 obligasi UMKM, dan 57 sukuk UMKM.

"Dari data industri sampai 16 Agustus 2022 atau jelang HUT ke-77 RI ini, total penggalangan dana dari penerbitan saham hampir Rp600 miliar, sementara khusus EBUS totalnya hampir Rp100 miliar. Jauh lebih besar dari capaian sepanjang tahun lalu," ujarnya dalam wawancara khusus bersama Bisnis, Rabu (17/8/2022).

Sekadar informasi, industri tekfin urun dana atau sebelumnya disebut equity crowdfunding (ECF) merupakan industri tekfin paling muda yang telah mendapat aturan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini industri diramaikan oleh 11 platform berizin OJK.

Para pemain tekfin urun dana berperan melayani penerbitan efek UMKM atau usaha rintisan (startup), baik berupa saham atau Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS), dalam rangka penggalangan dana sebagai modal menggelar ekspansi bisnis atau proyek baru.

UMKM akan dipertemukan dengan para investor atau Pemodal, yang nantinya menerima imbalan dalam bentuk kepemilikan efek. Pemodal mendapat keuntungan dari pembagian dividen atau imbal hasil atas keuntungan usaha Penerbit, dalam periode waktu tertentu sesuai perjanjian.

Saat ini, pemodal terdaftar telah mencapai lebih dari 618.000 entitas, naik 20 persen (year-to-date/ytd) ketimbang akhir 2021 sebanyak lebih dari 513.000 entitas. Adapun, 123.566 entitas di antaranya telah menjadi pemodal aktif.

Sebagai perbandingan, capaian industri tekfin urun dana sepanjang 2021 telah membantu menerbitkan saham 193 UMKM senilai Rp412 miliar, mempertemukan mereka dengan 93.733 pemodal aktif.

"Tahun lalu belum ada penerbitan EBUS, karena peraturan OJK pun baru terbit. Jadi kalau dilihat tren tahun ini, ternyata penerbitan sukuk dianggap menarik oleh para UMKM, mencerminkan banyak yang berminat meraup permodalan dengan akad syariah. Capaian tahun ini cukup bagus untuk aturan yang terbilang baru," tambah pria yang juga bos platform urun dana PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare ini.

Vincent mengungkap bahwa ke depan masih ada 32 platform anggota ALUDI berstatus terdaftar yang dalam proses mendapat perizinan OJK, serta 5 platform lagi yang tengah mengajukan pendaftaran kepada ALUDI dan OJK.

Oleh sebab itu, seiring makin ramainya para pemain, meningkatnya awareness pemodal, dan maraknya UMKM yang berminat menjadi penerbit efek, ALUDI optimistis bahwa target industri membantu penggalangan dana UMKM senilai Rp750 miliar sepanjang 2022 akan terlampaui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini