Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF) mencatatkan tren permintaan pembiayaan debitur dengan preferensi syariah terus meningkat.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman menjelaskan buktinya dari total penyaluran pembiayaan baru sekitar Rp5 triliun, sebanyak Rp3 triliun atau 60 persen di antaranya merupakan pembiayaan berbasis syariah.
"Kinerja terkhusus pembiayaan syariah CNAF meningkat cukup tinggi per Juli 2022, yaitu 122 persen [year-on-year/yoy] sehingga mencapai kisaran Rp3 triliun. Periode yang sama tahun lalu masih di Rp1,4 triliun," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Rabu (17/8/2022).
Aris melihat bahwa capaian ini tampak melanjutkan tren tahun lalu, seiring dimulainya kampanye Sharia First. Hasilnya, dari total penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp5,6 triliun, 60 persen di antaranya menggunakan akad syariah.
"Pembiayaan syariah kami masih didominasi oleh produk pembiayaan kendaraan. Di luar kendaraan, produk syariah yang sudah kita jalankan hanya pembiayaan untuk membantu mendaftar porsi haji. Adapun, produk lain seperti pembiayaan umrah, masih dalam level pembahasan internal," tambahnya.
Sebagai informasi, Aris sempat menjelaskan bahwa kampanye Sharia First terbukti berdampak positif buat CNAF dari sisi kualitas portofolio, karena nasabah dengan preferensi syariah pada prinsipnya beritikad baik dan siap dengan cicilan pasti.
Lewat fokus ke segmen syariah, CNAF juga mengaku mendapatkan berkah positif, karena kompetisinya yang tidak seberat pembiayaan konvensional. Selain itu, standar akuntansi buat pembiayaan syariah dalam mengatur beban pencadangan juga terbilang lebih ringan buat CNAF.
CNAF mengaku bakal terus melanjutkan strategi ini. Salah satunya lewat membangun platform layanan pembiayaan syariah murni berakad wakalah dalam platform MobilAku, di mana CNAF akan menyediakan kendaraan yang telah dibeli terlebih dahulu oleh CNAF sendiri.
Ke depan, leasing anak usaha PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) ini pun melihat bahwa dominasi debitur preferensi syariah dalam portofolio akan terus berlanjut, sehingga diversifikasi sumber pendanaan berbasis syariah merupakan keniscayaan.
Oleh sebab itu, CNAF tengah berproses menerbitkan sukuk perdananya pada tahun ini. Aris berharap rencana ini bisa terealisasi pada awal kuartal IV/2022. Sebab, CNAF tak ingin ketinggalan momentum bertumbuhnya pangsa pasar konsumen produk keuangan berbasis syariah di masa depan.
Terlebih, statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022 telah memberikan gambaran nyata, di mana piutang pembiayaan syariah industri multifinance menembus Rp16,87 triliun, dan setiap bulannya tengah berada dalam tren terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu.
Nilai ini pun tumbuh signifikan, yaitu 23,3 persen (year-to-date/ytd) ketimbang akhir tahun lalu, dan tercatat telah kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 setelah sempat anjlok ke titik terendahnya senilai Rp11,1 triliun saja pada Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel