Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor pembiayaan PT BFI Finance Tbk. (BFIN) masih menunggu waktu yang tepat untuk menyelenggarakan lagi produk pembiayaan perjalanan religi dalam rangka mendongkrak kinerja segmen syariah.
Pimpinan Unit Usaha Syariah (UUS) BFI Finance Deni Nasri menjelaskan pihaknya memang masih belum membuka lagi produk pembiayaan haji dan umrah sejak pertengahan 2020 alias sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Tanah Air.
"Sejak awal pandemi, fokus produk pembiayaan dan layanan dari UUS BFI Finance telah beralih. Dari yang sebelumnya lebih banyak pembiayaan umrah atau perjalanan religi, menjadi fokus kepada layanan pembiayaan mobil bekas dan multiguna," ujar Deni, Rabu (17/8/2022).
Namun, saat ini Deni mengakui peluang pembiayaan umrah terbuka lebar, karena pemerintah Arab Saudi telah menerima lagi keberangkatan jamaah asal Indonesia, seiring meredanya pandemi. BFIN sendiri telah bekerja sama dengan banyak penyelenggara tour & travel, serta mengoptimalkan 45 cabang syariah untuk merealisasikan rencana ini.
Sebagai gambaran, sejak dibuka pada 2018, kinerja penyaluran pembiayaan baru segmen syariah BFIN sukses bertumbuh. Ketika itu mulai dari hanya Rp3 miliar pada 2018 menjadi Rp57 miliar sepanjang 2019.
Sayangnya, era pandemi membawa jumlah pembiayaan baru segmen syariah BFIN sempat anjlok ke Rp35 miliar saja. Kemudian, kinerja mulai pulih sepanjang tahun lalu, tepatnya menembus Rp161 miliar.
"Sampai hari ini, kami memang masih belum membuka kembali layanan pembiayaan perjalanan religi tersebut. Kita lihat dulu perkembangannya sampai dengan akhir tahun 2022," tambah Deni.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan BFIN per Juni 2022, outstanding neto terkhusus segmen syariah dari perusahaan pembiayaan senior yang berdiri sejak 1982 ini tercatat tumbuh 68,3 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp251,2 miliar.
Pendapatan dari segmen syariah pun tercatat tumbuh 159 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp26,6 miliar dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp10,2 miliar.
Deni optimistis lini bisnis pembiayaan syariah BFIN tahun ini lebih baik, sejalan dengan tren pertumbuhan segmen syariah dari industri pembiayaan secara umum yang terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu.
Secara umum, statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022 mencatat piutang pembiayaan syariah industri multifinance menembus Rp16,87 triliun, tumbuh 23,3 persen (year-to-date/ytd) ketimbang akhir tahun lalu.
Nilai pembiayaan syariah ini tercatat telah kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 yang ketika Desember 2019 ditutup di Rp15,9 triliun, sampai kemudian sempat anjlok ke titik terendahnya senilai Rp11,1 triliun saja pada Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel