Menakar KPR di Bank Syariah Jelang Putusan Bunga Acuan Bank Indonesia (BI7DRR)

Bisnis.com,18 Agt 2022, 18:25 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Penyelesaian sebuah perumahan. / Bisnis Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perbankan syariah optimistis pembiayaan KPR akan kembali tumbuh pada tahun ini, kendati mengalami pelemahan pertumbuhan pada kuartal II/2022 dan adanya tekanan bayang suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang diputuskan pekan depan.

Syariah Consumer & SME Product Sales Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Indrayana L.S. mengatakan prospek pembiayaan KPR di tengah kondisi global tetap akan meningkat karena rumah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat.

Penduduk usia muda dan produktif akan menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan KPR khususnya rumah pertama.

“Faktor besarnya margin memang penting untuk Nasabah namun bukan merupakan satu-satunya pertimbangan dalam KPR,” kata Indrayana kepada Bisnis, Kamis (18/8/2022).

Dia menambahkan bank umumnya akan menerapkan strategi subsidi margin tetap di awal angsuran KPR (fixed period) sehingga nasabah memiliki keleluasaan dalam membayar angsuran yang terjangkau.

Indrayana tidak menyebutkan posisi KPR di unit usaha syariah (UUS) Bank Danamon saat ini. Dia hanya mengatakan UUS Danamon fokus dalam menjaga kualitas portofolio dan pembiayaan.

Dalam wawancara terpisah, Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Gunawan A. Hartoyo optimistis perusahaan dapat mencatat kinerja positif di sektor properti.

Merujuk pada hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer tumbuh meningkat pada Triwulan I/2022 dengan tercatatnya pertumbuhan Index Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan 1/2022 yang tercatat 1,77 persen yoy.

Posisi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,47 persen yoy. Selain itu, dari sisi penjualan hasil survei triwulan 1/2022 mengindikasikan adanya perbaikan penjualan properti residensial di pasar primer meskipun masih terkontraksi.

“Berdasarkan data industri seperti ini, kami optimis dapat mencatat pertumbuhan kinerja yang baik,” kata Gunawan kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Adapun dalam SHPR kuartal II/2022, penjualan properti residensial primer secara tahunan terpantau tumbuh meningkat. Penjualan properti residensial tumbuh positif sebesar 15,23 persen yoy, setelah terkontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -10,11 persen.

Perbaikan perkembangan penjualan didorong oleh membaiknya seluruh penjualan tipe rumah. Tipe besar tumbuh 29,86 persen yoy, tipe rumah kecil dan menengah masing-masing tumbuh 14,44 persen yoy dan 12,25 persen yoy.

Direktur Bisnis Ritel PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Purnomo B. Soetadi mengatakan per Juni 2022 pertumbuhan KPR di Bank Muamalat sekitar 10 persen yoy, dimana pertumbuhan pada kuartal II/2022 lebih baik dibandingkan dengan kuartal I/2022.

Bank Muamalat menargetkan KPR dapat tumbuh hingga 11 persen yoy sampai akhir tahun ini.

“Kami optimistis bisa mencapai target ini mengingat backlog perumahan masih besar yaitu sekitar 12,75 juta/tahun (SUSENAS 2020),” kata Purnomo kepada Bisnis, Kamis (4/8).

Untuk mengejar target tersebut, kata Purnomo, perseroan fokus pada pemilihan segmen yaitu segmen karyawan (fix income earner) hingga anak muda/keluarga muda yang berencana membeli rumah pertama sebagai tempat tinggal.

Bank Muamalat juga memperluas kerja sama pengembang dalam mengembangkan kampanye bersama dengan mengusung unique value proposition yaitu kepastian nominal angsuran sepanjang masa pembiayaan (tenor) yang diketahui oleh nasabah di awal akad pembiayaan KPR.

“Dengan demikian nasabah tidak akan dikagetkan dengan kenaikan nominal angsuran yang mendadak di tengah periode pembiayaan, karena margin/bunga pembiayaan yang fluktuatif,” kata Purnomo.

Sebelumnya, Pertumbuhan total nilai kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) secara tahunan tumbuh melambat pada kuartal II/2022 dibandingkan dengan kuartal I/2022.

Dalam Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia, pertumbuhan total nilai kredit KPR dan KPA pada pertengahan 2022 sebesar 7,07 persen year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang sebesar 10,61% (yoy).

Sementara itu, penyaluran KPR dan KPA secara triwulanan terpantau tumbuh negatif sebesar -0,62% (qtq), terkontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,20% (qtq)

Laporan Uang Beredar Bank Indonesia juga menyampaikan hal yang sama, penyaluran kredit sektor properti pada Juni 2022 tumbuh 5,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (5,9%, yoy), terutama pada Kredit KPR/KPA dan kredit Konstruksi.

Kredit KPR/KPA melambat dari 9,8% (yoy) menjadi sebesar 7,0% (yoy) pada Juni 2022, terutama untuk pembiayaan perumahan tipe di atas 70 di Jawa Barat dan Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini