Rupiah Dibuka Melemah Ke Level Rp14.787 Pasca Notulen The Fed

Bisnis.com,18 Agt 2022, 09:27 WIB
Penulis: Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Rupiah dibuka melemah 19,5 poin atau 0,13 persen ke Rp14,787.5 per dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/8/2022) pasca dirilisnya notulen rapat oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.15 WIB, Kamis (18/8/2022), rupiah dibuka melemah 19,5 poin atau 0,13 persen ke Rp14,787.5 per dolar AS. Sedangkan, indeks dolar AS menguat tipis 0,02 persen atau naik 0,017 poin ke 106.591.

Bersama dengan rupiah, dolar Hong Kong juga melemah 0,1 persen, dolar Taiwan melemah 0,02 persen, yuan Cina melemah 0,02 persen, dolar Singapura melemah 0,09 persen, rupee India melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,08 persen, baht Thailand melemah 0,13 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,36 persen.

Sementara itu mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah yen Jepang menguat 0,11 persen, dan peso Filipina menguat 0,05 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan untuk perdagangan hari ini rupiah kemungkinan kembali tertekan terhadap dolar AS lantaran adanya sentimen dari The Fed. Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi melemah ke level Rp14.800 terhadap dolar AS, sementara untuk support berada di kisaran Rp14.740.

Ariston menyebut notulen rapat yang dirilis oleh The Fed pada dini hari tadi mengungkap keinginan The Fed melihat adanya penurunan signifikan pada inflasi. Ariston lantas menyebut The Fed kedepannya masih akan mendorong kebijakan kenaikan suku bunga acuan.

"Indikasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah hari ini," ujar Ariston kepada Bisnis pada Kamis (18/8/2022).

Lebih lanjut, Ariston mengatakan melambatnya pertumbuhan perekonomian di Cina pasca lockdown akibat pandemi Covid-19 dapat menimbulkan sentimen negatif ke pasar keuangan. Namun, Ariston menilai penurunan harga minyak mentah dunia bisa menjadi katalis positif bagi rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini