Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi keuangan asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dikabarkan berminat mengakuisisi unit bisnis perusahaan penyedia kredit digital Home Credit di Indonesia dan Filipina.
Seperti dilansir Bloomberg, Kamis (18/8/2022), sumber yang tidak ingin disebut namanya mengungkap bahwa MUFG merupakan calon investor terkuat. Tetapi, MUFG bukan satu-satunya korporasi keuangan jumbo yang berminat terhadap unit bisnis Home Credit di kawasan Asia Tenggara itu.
Sumber Bloomberg turut menyebut Mizuho Financial Group, Sumitomo Mitsui Financial Group, dan Grab Holdings juga berminat untuk mengakuisisi. Oleh sebab itu, negosiasi dengan MUFG yang rencananya terjadi pada awal bulan depan, ada kemungkinan tertunda, bahkan batal.
Sebelumnya, indikasi terkait aksi korporasi Home Credit di kawasan Asean telah tercium sejak Maret 2022. Ketika itu, Bloomberg melaporkan bahwa pemilik Home Credit saat ini, yaitu Grup PPF besutan keluarga almarhum Petr Kellner, mantan orang terkaya di Republik Ceko, tengah mencari suntikan modal senilai lebih dari US$2 miliar untuk mengembangkan unit bisnis Home Credit di Indonesia, Vietnam, Filipina, dan India.
Bloomberg bahkan menyebut keluarga Kellner tengah mempertimbangkan untuk lebih fokus di kawasan Eropa, sehingga berpotensi melego secara penuh berbagai investasi jumbo besutannya keluar dari kawasan China dan negara-negara Asia lain, termasuk terkait Home Credit.
Oleh sebab itu, transaksi diperkirakan alot karena Grup PPF ingin turut menyertakan unit bisnis Home Credit di Vietnam dan India sekaligus dalam transaksi, namun mayoritas calon investor lebih tertarik dengan unit bisnis di Indonesia dan Filipina saja. Adapun, gabungan aset Home Credit Indonesia dan Filipina dipercaya mencapai US$500 juta atau lebih.
Sampai saat ini, Bloomberg melaporkan bahwa perwakilan Grup PPF maupun MUFG masih belum memberikan tanggapan resmi terkait kabar ini.
Sebagai informasi, Home Credit berdiri sejak 1997, berpusat di Praha, Republik Ceko, dan telah beroperasi di sembilan negara termasuk kantor pusat. Negara-negara lainnya, yaitu China, India, Rusia, Filipina, Kazakhstan, Indonesia, Filipina, dan Slowakia.
Khusus di Indonesia, Home Credit Indonesia menggenggam lisensi perusahaan pembiayaan. Tercatat telah mampu merangkul 5,5 juta pelanggan, dan bekerja sama dengan lebih dari 22.000 mitra merchant penerima layanan pembayaran cicilan maupun produk bayar tunda (paylater) besutannya.
Sepanjang 2021, penyaluran pembiayaan Home Credit Indonesia mencapai Rp6,5 triliun, atau meningkat sebesar 5 persen (year-on-year/yoy) ketimbang capaian periode 2020 senilai Rp6,2 triliun. Produk cicilan terkait gawai alias smartphone menjadi penyumbang terbesar, dengan porsi 63 persen dari total kontrak pembiayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel