Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Astra Sedaya Finance alias Astra Credit Companies (ACC) akan menggelar penggalangan dana terakhir dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan V dengan total Rp10 triliun.
Sekadar informasi, PUB Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance sebelumnya telah terealisasi hingga empat tahap. Pertama kali senilai Rp1,5 triliun pada 2020, berlanjut Rp2,5 triliun pada awal 2021, dan Rp2 triliun pada akhir 2021.
Pada awal tahun ini, tepatnya pada Maret 2022, Astra Sedaya Finance telah merealisasikan Obligasi V Tahap IV dengan nilai pokok menembus Rp3 triliun. Oleh sebab itu, penerbitan paling anyar lewat Obligasi V Tahap V senilai Rp900 miliar kali ini merupakan penghabisan jatah penggalangan dana PUB Obligasi V.
Berdasarkan keterbukaan informasi Astra Sedaya Finance, dikutip Sabtu (20/8/2022), penerbitan Obligasi V Tahap V ini akan ditawarkan dalam tiga seri. Masa penawaran umum nantinya akan berlangsung pada 23-24 Agustus 2022.
Sementara tanggal penjatahan pada 25 Agustus 2022, kemudian tanggal emisi atau distribusi secara elektronik pada 26 Agustus 2022. Pemegang obligasi ketiga seri akan menerima pembayaran bunga secara triwulanan, di mana pertama kali pada 26 November 2022.
Adapun, tiga seri yang ditawarkan dalam Obligasi V Astra Sedaya Finance Tahap V ini terdiri dari Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp520 miliar dengan bunga tetap sebesar 4,00 persen per tahun, jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Berikutnya, Seri B memiliki pokok Rp373 miliar, dengan bunga tetap sebesar 6,35 persen per tahun dan jangka waktu 36 bulan sejak tanggal emisi. Terakhir, Seri C jumlah pokoknya Rp7 miliar dengan bunga tetap sebesar 6,50 persen per tahun dan jangka waktu 60 bulan sejak tanggal emisi.
Pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo atau tanggal pelunasan dari tiap seri, masing-masing pada 6 September 2023 untuk Seri A, 26 Agustus 2025 untuk Seri B, dan 26 Agustus 2027 untuk Seri C.
Dalam rangka penerbitan Obligasi V Astra Sedaya Finance Tahap V ini, Astra Sedaya Finance telah menggenggam rating AAA(idn) alias Triple A dari lembaga pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch).
Penjamin pelaksana emisi obligasi ini, antara lain Indo Premier Sekuritas, Maybank Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan menjadi wali amanat.
"Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh perseroan untuk modal kerja pembiayaan konsumen sehubungan dengan kegiatan usaha perseroan," tulis manajemen ACC, dikutip Sabtu (20/8/2022).
Manajemen juga menjelaskan bahwa obligasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus berupa benda atau pendapatan, atau aktiva lain milik perseroan dalam bentuk apapun, serta tidak dijamin oleh pihak lain manapun.
Seluruh kekayaan perseroan, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aktiva yang dijaminkan secara khusus kepada para kreditur, menjadi jaminan atas semua utang perseroan kepada semua krediturnya yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa, termasuk Obligasi ini.
Sekadar informasi, total aset dari perusahaan pembiayaan yang sebelumnya merupakan hasil penggabungan empat leasing milik Astra ini mencapai Rp33,91 triliun, tumbuh 3,9 persen (year-to-date/ytd) ketimbang tutup buku akhir tahun 2021 senilai Rp32,62 triliun. Jumlah liabilitas Rp25,8 triliun dan total ekuitas Rp8,1 triliun.
Pos penyumbang pertumbuhan aset, tampak ditopang piutang pembiayaan konsumen tercatat naik dari Rp26,44 triliun per Desember 2021 menjadi Rp27,03 triliun per Juni 2022. Sementara piutang sewa pembiayaan juga naik dari Rp2,52 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp3,31 triliun per Juni 2022.
Laba bersih Astra Sedaya Finance tercatat tumbuh 48,8 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp678 miliar per Juni 2022 dari Rp456 miliar per Juni 2021.
Moncernya kinerja laba, terutama dari kontribusi total pendapatan yang tumbuh 8,8 persen yoy menjadi Rp2,99 triliun pada semester I/2022 ketimbang Rp2,74 triliun pada semester I/2021, dan tercatat telah lebih baik dari periode yang sama selama tiga tahun belakangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel