Pelaku Usaha di Sekitar Borobudur Incar Wisata Berkualitas

Bisnis.com,22 Agt 2022, 20:19 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Sejumlah karyawan Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengikuti aksi Reresik Candi Borobudur (membersihkan Candi Borobudur) di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (14/6/2022)./Antara-Anis Efizudin

Bisnis.com, SEMARANG - Batalnya rencana kenaikan harga tiket kunjungan ke Candi Borobudur mendapat respons positif dari pelaku usaha di kawasan tersebut. "Sejak kenaikan itu dibatalkan sekarang sudah mulai baik kunjungan wisatawannya," jelas Ketua Forum Rembug Klaster Pariwisata (FRKP) Borobudur, Kirno Prasojo, pada Senin (22/8/2022).

Kirno menyebut bahwa wisatawan yang berkunjung ke kawasan Borobudur saat ini merupakan wisatawan-wisatawan yang menunda perjalanan wisatanya di dua tahun terakhir. Paket-paket wisata yang telah terlanjur dipesan itu baru terlaksana di tahun ini. "Ini orang asing yang masuk ya karena tertunda itu," tambahnya.

Wisatawan yang melancong ke Borobudur kebanyakan masih berasal dari dalam negeri. Dengan asal daerah dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sementara itu, untuk wisatawan mancanegara, kebanyakan berasal dari benua Eropa seperti Prancis dan Rusia. "Dari Jepang dan Asia lainnya malah belum kelihatan," jelas Kirno.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa kedatangan wisatawan mancanegara di Jawa Tengah mulai terjadi pada Juni lalu. Dimana dilaporkan ada kedatangan 37 orang wisatawan mancanegara di Bandara Udara Adi Sumarmo, Boyolali. Sementara itu, Tingkat Hunian Kamar (TPK) atau okupansi kamar hotel di Jawa Tengah dilaporkan telah menembus angka 40 persen sejak Maret 2022, dengan pengecualian di bulan April dimana TPK di Jawa Tengah berada di 32,13 persen.

Meskipun rencana kenaikan tiket kunjungan itu dibatalkan, namun Kirno menyebut para pelaku wisata di kawasan Borobudur saat ini tengah menggodok rencana pengembangan quality tourism. Konsep pariwisata itu, menurut Kirno, bakal memberikan dampak positif bagi pelaku wisata. Pasalnya, secara nominal, jumlah pengeluaran wisatawan di destinasi wisata bisa meningkat dengan signifikan.

"Dia (wisatawan) bayar mahal tapi tidak hanya untuk naik candinya tok. Tapi yang terpenting, dia di sini menginap. Dia bisa membeli paket wisata di sekelilingnya, bisa naik andong, ke home industry," jelas Kirno.

Pengembangan quality tourism itu sejalan dengan proyek Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) itu. Untuk mewujudkan visi itu, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah. Mulai proyek renovasi di kawasan Borobudur hingga pembekalan bagi pelaku wisata dan masyarakat sekitar.

Kirno menambahkan, meskipun pelaku wisata di kawasan Borobudur akan mengincar quality tourism namun langkah tersebut tak berarti meninggalkan mass tourism yang bertahun-tahun jadi sumber penghidupan pelaku wisata. "Belum semua pelaku wisata bisa mempersiapkan untuk quality tourism. Penyesuaiannya pelan-pelan. Maka kita tetap memikirkan keduanya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini