Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) ikut merasakan fenomena moncernya permintaan pembiayaan syariah sepanjang 2022.
Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi ADMF Niko Kurniawan menekankan pihaknya bukan hanya mendapat berkah dari tren pembiayaan syariah semata. Akan tetapi, setiap cabang syariah ADMF pun dalam upaya terus menggelar perbaikan dan pembaruan dari sisi produk maupun layanan.
"Hingga Juli 2022, pembiayaan baru syariah kami mencapai Rp3,5 triliun, naik sebesar 25 persen [year-on-year/yoy] dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung langkah-langkah strategis yang terus kami lakukan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).
Niko mencontohkan salah satunya dengan secara agresif terus memberikan penyaluran baru produk syariah yang sesuai dengan karakteristik konsumen sehingga menjadi lebih fokus dan terarah.
Selain itu, ADMF juga dalam proses memperluas diversifikasi produk-produk terkait segmen syariah, supaya lebih beragam dengan tawaran yang menarik. Misalnya, terkait pembiayaan untuk perjalanan religi.
Sekadar informasi, Adira Finance memiliki unit usaha syariah (UUS) yang telah memiliki 42 kantor cabang syariah yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, Niko melihat permintaan pembiayaan segmen syariah pihaknya didominasi wilayah Aceh dan Sulawesi.
"Adanya momen lebaran berdampak positif terhadap pembiayaan baru kami di segmen syariah, terutama produk mobil baru dan motor baru. Terkait telah dibuka kembali perjalanan umrah, Adira Finance pun menyambut baik kebijakan ini. Semua UUS Adira Finance menyediakan pembiayaan umrah untuk nasabah yang ingin melakukan perjalanan ke Tanah Suci lewat produk cicilan kami," tambahnya.
Ke depan, secara umum Niko masih optimistis lini bisnis pembiayaan syariah akan bertumbuh pesat, tak kalah dari lini bisnis pembiayaan konvensional.
Sebagai gambaran statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022 pun membuktikan piutang pembiayaan syariah industri multifinance telah menembus Rp16,87 triliun alias tercatat telah kembali ke level seperti sebelum pandemi Covid-19.
Nilai outstanding segmen syariah industri dalam tren pertumbuhan 23,3 persen (year-to-date/ytd) ketimbang akhir tahun lalu, dan setiap bulannya tengah berada dalam tren terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu setelah pada masa pandemi sempat anjlok ke titik terendah senilai Rp11,1 triliun saja pada Februari 2021.
"Melihat kondisi ekonomi yang mulai berangsur pulih, prospek pembiayaan segmen syariah di industri pembiayaan ke depan diperkirakan terus bertumbuh, didukung dengan membaiknya daya beli masyarakat, dan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Oleh sebab itu, peluang-peluang pembiayaan segmen syariah ke depan pun cukup besar," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel