Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DBS Indonesia membeberkan strategi menjaga profitablitas setelah Bank Indonesia memutuskan menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Bank akan fokus memacu pertumbuhan fee based income atau pendapatan di luar bunga kredit, dengan mendorong nasabah menaruh uang lebih banyak di produk investasi.
DBS Indonesia mencatat saat ini sebanyak 25 persen dari total dana pihak ketiga (DPK), telah masuk ke produk investasi. Perusahaan menargetkan porsinya naik menjadi 35-40 persen.
Director Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan ke depan akan banyak bank yang berfokus pada fee based income, untuk mengantisipasi kondisi suku bunga yang kerap berubah atau berfluktuasi.
“Artinya kita tergantung dengan pergolakan suku bunga. Jadi DBS akan meningkatkan sebanyak mungkin fee based income agar tidak ketergantungan pada kenaikkan suku bunga. Karena apa? kan kita tidak bisa mempengaruhi BI untuk tidak mengubah suku bunga,” kata Rudy di Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Dia menambahkan akan sulit bagi sebuah bank jika bergantung pada kondisi yang tidak dalam kendalinya, termasuk suku bunga acuan.
Untuk mendorong pertumbuhan DPK, kata Rudy, perusahaan akan terus meningkatkan fitur-fitur yang dimiliki, dan pada saat bersamaan perusahaan juga terus meningkatkan kenyamanan nasabah dalam menggunakan layanan DBS Indonesia sehingga mereka semakin puas.
Sementara itu, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani mengatakan perseroan sudah mengantisipasi kenaikkan suku bunga, dengan sejumlah strategi.
Perusahaan juga terus melakukan edukasi kepada nasabah bahwa terdapat banyak instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil lebih menguntungkan, baik jangka pendek ataupun jangka panjang.
“Untuk nasabah-nasabah perbankan kami akan mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku. Kalau misalnya untuk pinjaman, kami biasanya lebih di internal, tetapi untuk ke customer biasanya tidak ada dampak,” kata Erline.
Adapun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini.
Kenaikan suku bunga acuan tersebut merupakan yang pertama kalinya setelah 17 bulan beruntun dipertahankan pada level 3,5 persen.
“RDG Bank Indonesia pada 22 dan 23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate [BI7DRR] sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel