Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir menekankan bahwa menjaga kepercayaan masyarakat menjadi hal yang perlu menjadi perhatian utama penyelenggara perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) di tengah penggunaan layanan yang makin meluas.
"5 tahun terakhir perkembangan luar biasa dan 6 bulan terakhir banyak sekali inovasi baru di fintech yang menyangkut industrialisasi, manufaktur, perumahan. Potensi pasarnya menyangkut seluruh ekonomi yang ada. Yang menarik dari fintech, baik dari UMKM sampai B2B semua gunakan sistem fintech," ujar Pandu yang juga kemenakan Menko Luhut B. Pandjaitan itu, Kamis (25/8/2022).
Dengan potensi pasar fintech yang begitu besar, menurutnya, menjaga kepercayaan masyarakat menjadi tantangan besar bagi penyelenggara. Oleh karena itu, dia menekankan tata kelola dan manajemen risiko harus menjadi fokus utama para penyelenggara fintech.
"Ini tantangan besar, kalau potensi itu given, jadi saya harapkan kepercayaan dibangun," katanya.
Ia juga menantikan terbitnya RUU Perlindungan Data Pribadi. Menurutnya, regulasi tersebut akan sangat membantu industri fintech untuk mengatasi isu-isu yang dapat merusak kepercayaan masyarakat, seperti kebocoran data nasabah.
"Market berkembang sangat cepat, pasti ada satu dua yang tidak sempurna. Ini sangat dinamis, tapi mindset adalah jaga kepercayaan. Undang-undang privasi itu bisa bantu support itu," tutur Pandu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel