Indonesia Gandeng Swiss Buat Atasi Defisit Tenaga Kerja Industri TPT

Bisnis.com,27 Agt 2022, 13:26 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menggandeng Swiss dalam upaya mengatasi defisit tenaga kerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Tanah Air yang terjadi setiap tahunnya.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Arus Gunawan, industri TPT masih kekurangan sekitar 135.000 tenaga kerja.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membangun Career Development Center (CDC) Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian dengan menggandeng salah satu negara dari Eropa, yaitu Swiss.

"CDC merupakan proyek bilateral antara Swiss dan Indonesia, serta diintegrasikan dengan konsep yang telah disusun oleh tim developer unit pendidikan BPSDMI," kata Arus via siaran pers, Sabtu (27/8/2022).

CDC, jelasnya, akan menjadi integrated platform sekaligus role model bagi instansi lainnya dalam hal peningkatan kualitas tenaga kerja di industri TPT.

Terdapat beragam fitur yang dirancang di sistem CDC untuk membantu peserta didik dalam perjalanan karir mereka, di antara lain fitur lowongan kerja, klinik vokasi industri, tes minat dan bakat, dan beasiswa.

CDC dinilai memberikan angin segar bagi industri karena perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang lebih tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

"Selain itu, CDC bisa menjadi wadah atau sarana masukan terkait SDM industri," sambungnya.

Menurut keterangan Arus, saat ini sebanyak 63,6 persen unit pendidikan tinggi Kemenperin telah menerapkan CDC.

Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan politeknik melalui penyelenggaraan pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja untuk memenuhi tenaga kerja industri TPT tingkat operator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini