Penyebab Perkiraan Deflasi Agustus 2022 Menurut Survei BI

Bisnis.com,28 Agt 2022, 18:59 WIB
Penulis: Maria Elena
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bank indonesia (BI), berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) hingga pekan keempat Agustus 2022 mengalami deflasi 0,13 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Deflasi tersebut terutama dipicu oleh penurunan harga pada beberapa komoditas. Terutama komoditas pangan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, menyampaikan komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2022 hingga pekan keempat yaitu bawang merah -0,17 persen mtm dan cabai merah -0,13 persen mtm.

“Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Agustus 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu IV Agustus 2022 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,13 persen mtm.” katanya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis, Minggu (28/8/2022).

Erwin mengatakan, komoditas penymbang deflasi lainnya yaitu minyak goreng dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,07 persen mtm, daging ayam ras -0,04 persen mtm, tarif angkutan udara dan tomat masing-masing -0,03 persen mtm, serta bayam, bawang putih dan jeruk masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.

Di sisi lain, sejumlah komoditas mencatatkan inflasi pada periode minggu keempat Agustus 2022 yaitu bahan bakar rumah tangga (BBRT) sebesar 0,08 persen mtm, telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03 persen mtm, dan beras sebesar 0,02 persen mtm.

Komoditas semen, air kemasan, dan kentang turut mencatatkan inflasi pada periode tersebut, masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Pada Juli 2022, IHK mencatatkan inflasi sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen yoy.

Inflasi kelompok pangan bergejolak atau volatile foods mencatatkan inflasi yang sangat tinggi mencapai 11,47 persen yoy, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan.

Sejalan dengan itu, inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) juga meningkat tinggi, menjadi 6,51 persen yoy, sejalan dengan kenaikan tarif angkutan udara dan harga BBM nonsubsidi.

Sementara itu, inflasi inti pada Agustus 2022 masih relatif rendah sebesar 2,86 persen yoy.

BI memperkirakan tingkat inflasi inti berpotensi mencapai 4,15 persen hingga akhir tahun jika terjadi kenaikan harga BBM subsidi. Sementara itu, tingkat inflasi secara umum diperkirakan mencapai 5,24 persen hingga akhir 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan
Terkini