Suku Bunga Naik, GOTO dan BUKA Cocok Buat Investor Long Term?

Bisnis.com,29 Agt 2022, 06:25 WIB
Penulis: Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Adanya kenaikan suku bunga acuan baik dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) maupun Bank Indonesia (BI) dinilai akan memberatkan beban saham teknologi seperti GOTO dan BUKA./Foto: Dok. GoTo

Bisnis.com, JAKARTA - Adanya kenaikan suku bunga acuan baik dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) maupun Bank Indonesia (BI) dinilai akan memberatkan beban saham teknologi seperti GOTO dan BUKA.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan emiten teknologi yang belum membukukan laba akan sangat terbebani kenaikan suku bunga acuan. Hal ini lantas membuat situasi dan kondisi kinerja keuangan dari saham teknologi menjadi goyang.

"Ada cost of fund yang harus dibayarkan oleh sisi perusahaannya," ujar Nico kepada Bisnis dikutip pada Senin (29/8/2022).

Lebih lanjut, Nico menyebut tidak ada katalis positif dari sentimen kenaikan suku bunga terhadap emiten sektor teknologi. Hal ini lantaran ketika suku bunga meningkat, maka nilai investasi dipastikan mengalami penurunan.

Selain itu, daya beli dan konsumsi juga disebut akan menurun. Hal ini lantas akan menurunkan pendapatan para emiten sektor teknologi.

Terkait dengan sikap investor, Nico menyarankan agar para investor menyesuaikan investasi dan profil tingkat risiko. Sektor teknologi disebut kurang menguntungkan dengan adanya sentimen kenaikan suku bunga.

"Kondisi saat ini (lebih baik) lakukan rotasi sektor. Toh masih banyak kok sektor-sektor lain yang mungkin lebih memberikan keuntungan," ujar Nico.

Kedua, jika investor masih yakin dengan sektor teknologi dapat memberi keuntungan, maka lebih baik melakukan beli untuk jangka panjang.

"Karena kalo kita perhatikan tahun ini tahun yang kurang baik untuk saham di sektor teknologi," ujar Nico.

Secara jangka panjang Nico merekomendasikan GOTO dan juga BUKA. Sementara untuk jangka pendek Nico merekomendasikan MTDL. Namun, Nico enggan menyebut target per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini