Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) yang sebagian sahamnya dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong (kepemilikan 5,16 persen) menyatakan akan berfokus menjaga kinerja penyaluran pembiayaan yang sehat untuk mempersiapkan diri memasuki era kenaikan suku bunga acuan.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengakui bahwa strategi ini membuka kemungkinan bagi pihaknya untuk cenderung lebih cepat menyesuaikan pengenaan bunga kepada debitur baru dalam waktu dekat.
"Ya, dengan kenaikan suku bunga acuan ini kami akan melakukan penyesuaian bunga untuk akusisi debitur baru. Tapi tentunya dengan tetap melihat kondisi pasar, ya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/8/2022).
Sebagai informasi, fokus ini sejalan dengan strategi 'bersih-bersih' CFIN terhadap debitur berisiko tinggi yang telah berlangsung sepanjang semester I/2022, membawa total aset turun tipis dari Rp7,12 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp7,11 triliun per Juni 2022.
Hal tersebut juga tercermin dari kinerja laba-rugi, di mana pendapatan CFIN turun dari Rp779,82 miliar per Juni 2021 menjadi Rp714,19 miliar per Juni 2022. Seiring peningkatan total beban, laba bersih CFIN pun anjlok 88,9 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp10,08 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu di level Rp90,2 miliar.
Namun, Harjanto masih optimistis kinerja keuangan akan membaik pada semester II/2022 ini, sejalan dengan keberhasilan pihaknya mendongkrak penyaluran pembiayaan baru kepada debitur berkualitas, terutama untuk produk terkait sektor otomotif.
"Oleh karena itu, kami pasti tetap berusaha memberikan rate kompetitif dengan cara mengurangi cost of credit dan mulai mencari sumber dana dengan cost of fund yang lebih murah," tambahnya.
Selain itu, Harjanto menyebut pihaknya pun tengah berupaya mengurangi beban biaya-biaya operasional dengan melakukan digitalisasi proses. Terakhir, CFIN membuka kemungkinan mulai menerapkan strategi penyaluran pembiayaan yang lebih selektif ketimbang semester I/2022 lalu.
"CFIN tengah mempersiapkan strategi meningkatkan mitigasi risiko, yang tujuannya untuk bisa membuat kami confidence jika memberi rate kompetitif kepada debitur baru, terutama para debitur dengan profil risiko yang semakin kecil dari sebelumnya," jelasnya.
Sebagai gambaran, pembiayaan baru CFIN di semua lini bisnisnya mampu menembus Rp3,27 triliun per Juni 2022, tumbuh 137 persen (yoy) ketimbang paruh awal tahun lalu senilai Rp1,37 triliun. Kinerja semester I/2022 ini terbagi Rp1,38 triliun untuk produk pembiayaan mobil bekas, Rp1,72 triliun untuk mobil baru, dan Rp151,6 miliar untuk pembiayaan terkait alat berat.
Harjanto mengaku masih optimistis permintaan pembiayaan mobil baru dan bekas tetap tinggi di tengah hadirnya beragam tantangan pada semester II/2022 ini. Oleh karenanya, CFIN belum menggeser target menyalurkan pembiayaan baru menyentuh Rp6 triliun pada tutup buku akhir tahun nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel