Perjuangan Kader JKN-KIS Menyambung Asa Masyarakat dari Gang ke Gang

Bisnis.com,30 Agt 2022, 14:58 WIB
Penulis: Noli Hendra
Elva saat menemui warga yang ada di kawasan Gang Tarantang, Padang Timur, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (26/8/2022). /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Sebuah kawasan di pinggiran Kota Padang, Sumatra Barat, tepatnya di Kecamatan Padang Timur, punya beragam persoalan seputar Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Paling dominan adalah masalah tunggakan iuran. Secara ekonomi, masyarakat setempat tergolong kalangan ekonomi lemah, karena mereka sebagian besar pekerja buruh harian.

Masyarakat yang tinggal di kawasan padat itu berpikir lebih baik mendahulukan kebutuhan rumah tangga dari hari ke hari, ketimbang membayar jaminan kesehatan per bulannya.

Kondisi yang memprihatinkan itu, sudah berlangsung lebih dari 5 tahun belakangan ini. Hal yang paling menyayat hati disaat mendengarkan raungan tangis warga di wilayah tersebut, ketika ada anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit, sementara uang yang tersimpan tidak seberapa, dan kartu JKN-KIS pun tidak aktif lagi, akibat menunggak iuran.

Penyesalan pun datang, kartu JKN-KIS yang dipegang di tangan seakan tinggal kenangan. Bak kata peribahasa "hargailah apa yang kamu miliki saat ini sebelum itu menjadi apa yang kamu sesali".

Tapi kini, kondisi tersebut sudah mulai berangsur membaik. Tidak begitu terlihat raut wajah sedih warga yang ada di wilayah tersebut.

Kader JKN-KIS Hadir

Sekitar 5 tahun yang lalu, Kader JKN-KIS hadir di wilayah tersebut. Kader JKN-KIS perannya menjadi obat bagi masyarakat, karena menjadi solusi dari persoalan yang dihadapi.

Elva adalah Kader JKN-KIS yang ditunjuk oleh BPJS Kesehatan Cabang Padang sejak 2017 lalu. Dia tinggal di Jalan Andalas, Gang Tarantang No.5 Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatra Barat.

Selain menjadi Kader JKN-KIS, Elva merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga memiliki usaha warung kelontong berukuran kecil yang ada di rumahnya.

Dengan memakai atribut Kader JKN-KIS, Elva memulai aktivitasnya sebagai Kader JKN-KIS pada pukul 09.00 WIB pagi.

Tegur sapa antara masyarakat dengan Elva pun saling bersahut-sahutan di sepanjang perjalanannya melewati jalan dari gang ke gang yang memiliki lebar 2 meter itu.

Sosok Elva tidak asing lagi bagi masyarakat setempat. Mulai dari anak-anak, hingga orang yang sudah tua.

Sekali-kali Elva berhenti menyapa dan berbincang dengan warga yang dia jumpai dalam perjalanannya. Terlebih Elva memilih berjalan kaki, ketimbang mengendarai sepeda motor untuk melaksanakan tugasnya sebagai Kader JKN-KIS.

"Alasan saya lebih memilih untuk jalan kaki, karena saya merasa lebih memudahkan saja bagi saya bila menghampiri rumah warga. Lagian jalan kaki kan membuat badan sehat," kata Elva kepada Bisnis di Padang, Selasa (30/8/2022).

Ada sebanyak 500 KK yang menjadi wilayah kerja Elva. Sehingga perjalanan Elva dari gang ke gang, dilakukan dalam kurun waktu satu kali dalam satu minggu, atau terkadang hampir setiap hari Elva turun ke lapangan, bila ada kondisi yang harus segera diselesaikan.

Namun bila ada sesuatu hal yang mendesak, rumah Elva yang berukuran type 38 itu, seakan menjadi semacam klinik BPJS Kesehatan yang melayani masyarakat.

Terutama ketika ada anggota keluarga di wilayah itu yang mendadak masuk ke rumah sakit, namun kartu BPJS Kesehatan mereka tidak aktif, akibat tidak membayarkan iuran per bulannya.

"Jadi untuk persoalan kartu BPJS Kesehatan yang tidak aktif lagi, akibat tidak membayar iuran. Saya selalu menyampaikan, kartunya masih bisa digunakan, dengan catatan bayar dulu tunggakan," ujar Elva.

Pada umumnya masyarakat di sana merupakan Peserta Mandiri, dan memilih Kelas III. Kendati secara nilai perorangan iurannya per bulan Rp35.000, namun bila dikalikan dengan jumlah anggota keluarga minimal 4 orang, maka iuran yang harus dibayarkan Rp140.000 per bulannya. Jumlah tersebut masih dianggap memberatkan atau tidak mampu membayar iuran untuk masyarakat ekonomi lemah seperti mereka.

"Saya sadar hal ini tidak bisa dipaksakan, tapi secara perlahan-lahan, saya edukasi mereka, dengan cara mengajak mereka untuk menabung uang Rp5.000 per harinya. Dengan demikian bisa terkumpul Rp150.000 per bulannya. Nah ini kan sudah cukup untuk membayar iuran per bulannya untuk jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang," sebut Elva.

Begitu pun tentang tunggakan iuran yang menyebabkan kartu tidak aktif lagi. Elva juga memberikan solusi melalui program Rencana Iuran Bertahap (REHAB). Program ini menjadi penyelamat nasib para masyarakat kalangan ekonomi lemah yang mengalami tunggakan iuran, yang segmennya adalah Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

Dalam mengedukasi peserta soal program REHAB ini, Elva menjelaskannya secara rinci, karena untuk mengikuti program ini peserta PBPU harus memenuhi syarat dan ketentuan.

Peserta PBPU yang memiliki tunggakan dengan usia tunggakan 4 sampai dengan 24 bulan dapat mengikuti program REHAB.

Bagi Peserta PBPU yang ingin mengikuti program dapat melakukan pendaftaran melalui Aplikasi Mobile JKN atau BPJS Kesehatan Care Center.

"Jadi untuk pembayaran tunggakannya melalui program REHAB itu bukan kepada saya langsung, tapi ke BPJS Kesehatan langsung. Intinya saya hanya jadi perantara atau perpanjangan tangan dari BPJS Kesehatan," jelas Elva.

Kini kondisi di wilayah kerjanya Elva terbilang sudah membaik, tunggakan yang dulu seakan menjadi hal biasa, telah berubah menjadi terbiasa untuk rutin membayar iuran jaminan kesehatan mereka.

Hal ini dikarenakan, manfaat dari JKN-KIS telah dirasakan oleh mereka yang berekonomi lemah.

Salah seorang warga yang ada di Andalas, yang juga merupakan warga yang pernah dibantu oleh Elva, Yarismasni (58) mengaku telah menikmati manfaat dari JKN-KIS itu.

"Dulu saya belum menjadi peserta JKN-KIS. Tapi disaat badan terasa sakit-sakitan, saya pun mengecakan diri ke rumah sakit, ternyata saya mengalami penyakit diabetes," ujarnya.

Mengetahui penyakit itu, Yarismasni merasa sedih. Dirinya yang mulai mendekati masa lanjut usia, merasa sulit untuk mendapatkan uang untuk mengobati penyakitnya tersebut.

Yarismasni yang mengetahui adanya peran Elva sebagai Kader JKN-KIS, tanpa pikir panjang, dirinya langsung menemui Elva ke rumah nya. "Jarak rumah saya sekitar 30 meter saja ke rumah bu Elva. Jadi lebih dekat menemuinya, dalam kondisi saya yang sedang sakit," sebutnya.

Dalam pertemuan itu, Yarismasni meminta agar dirinya diikutsertakan sebagai peserta JKN-KIS. Elva pun merespons dengan cepat keinginan Yarismasni tersebut.

"Jadi bu Elva nya mendaftarkan saya melalui hp (Aplikasi Mobile JKN) nya. Ternyata tidak butuh lama, nama saya langsung terdaftar sebagai peserta JKN-KIS," ujarnya.

Setelah memiliki kartu sebagai peserta Mandri, Yarismasni, membawa dirinya berobat ke rumah sakit. Hingga akhirnya, Yarismasni harus menjalani pengobatan kontrol.

"Jadi saya harus kembali ke rumah sakit, bila badan terasa sakit. Beruntung ada JKN-KIS, kalau tidak, darimana saya bisa berobat. Dana kontrol seperti ini kan banyak ya," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini