Bisnis.com, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menyebutkan pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp34,35 triliun per Juli 2022. Realisasi ini tumbuh 32,8 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya.
Namun, berdasarkan kategori produk, porsi penyaluran untuk program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) senilai Rp684 miliar terkoreksi hingga 47,4 persen yoy. Hal ini seiring strategi PNM untuk lebih fokus kepada program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dengan penyaluran Rp33,6 triliun atau naik 37,1 persen yoy.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi membenarkan bahwa fokus kepada program Mekaar pada periode ini merupakan jawaban terhadap ekspektasi pemerintah agar PNM memperbesar segmen nasabah pelaku usaha wanita ultra mikro (UMi).
Hal ini pula yang mendasari dibentuknya Holding Ultra Mikro pada akhir tahun lalu, dengan menggabungkan PNM dan Pegadaian ke dalam PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) selalu induk usaha.
"Jadi fokus PNM Mekaar sebagaimana harapan shareholder dan stakeholder, akan terus ditumbuhkan dan diperluas. Hal ini sembari persiapan mengintegrasikan semua proses pemberdayaan dan pembiayaan dalam ekosistem Holding Ultra Mikro," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Kamis (1/9/2022).
Sementara itu, dari sisi outstanding kelolaan PNM terkait program Mekaar, saat ini nilainya menembus Rp32,21 triliun atau tumbuh 47 persen. Adapun, outstanding ULaMM masih mencapai Rp5,77 triliun atau turun 16 persen yoy.
Fokus PNM untuk memperbesar jumlah nasabah Mekaar pun terus berjalan, di mana saat ini telah mencapai 12,3 juta 'emak-emak' pelaku usaha mikro, tercatat naik 23,3 persen yoy ketimbang periode sama tahun lalu yang masih di kisaran 10 juta orang.
Strategi ini sejalan dengan upaya PNM menambah jaringan kantor cabang Mekaar setahun terakhir. Tepatnya, dari 2.303 kantor per Juli 2021 menjadi 3.500 kantor per Juli 2022 atau tumbuh 51,9 persen yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel