Bos Bank Nagari Bicara Kesiapan BPD Hadapi Gejolak Suku Bunga

Bisnis.com,02 Sep 2022, 17:08 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Kantor pusat Bank Nagari di Padang Sumatra Barat/banknagari.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Bank pembangunan daerah (BPD) meminta Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga secara bertahap memperhatikan kondisi pasar. 

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau Bank Nagari Muhammad Irsyad menyebutkan kenaikan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen masih dapat diserap oleh industri keuangan. Namun, lanjutnya, lain halnya apabila bank sentral secara agresif mengerek suku bunga acuan hingga 100 bps.

“Kalau [suku bunga acuan] naiknya 50, 75, 100 basis poin itu pengaruh. Jadi bertahap [kenaikan suku bunga] dan yang bertahap itu yang penting,” ucapnya saat ditemui di Aston Sentul Lake Resort and Conference Center, Bogor, Kamis (1/9/2022).

Keputusan menaikkan suku bunga sendiri oleh bank sentral sebagai antisipasi stagflasi global dan kebijakan negara maju menaikkan suku bunga di dalam negerinya. Kebijakan itu diperkirakan akan menarik dana asing di Indonesia sehingga membuat BI memutuskan menaikkan suku bunga agar Indonesia tetap menarik secara investasi.

Selain arah suku bunga, Irsyad menyampaikan tantangan yang harus dihadapi BPD guna menyongsong 2023 adalah implementasi teknologi untuk mendukung layanan digital. Selain itu, BPD juga harus optimistis yang didukung dengan makro pertumbuhan ekonomi yang apik di tahun 2022.

“Saya tidak melihat inflasi daerah, tapi inflasi secara nasional masih terkendali, maka di 2023 saya pikir arus investasi cukup menggiurkan dan akan lebih banyak karena sampai sekarang tatanan ekonomi nasional masih bagus,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam 6 bulan pertama di tahun ini, Bank Nagari membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp223,16 miliar per Juni 2022. Perolehan laba tersebut naik 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semula Rp215,23 miliar.

Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pada pendapatan bunga yang menjadi sebesar Rp1,26 triliun. Artinya, pendapatan bunga Bank Nagari tumbuh 3,5 persen yoy dari Rp1,22 triliun pada posisi Juni 2021. 

Sementara itu, beban bunga mengalami penurunan 16,7 persen yoy, dari Rp444,33 miliar menjadi Rp369,92 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih bank dengan porsi UMKM mencapai 80 persen itu naik menjadi Rp893,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini