Perajin Tenun NTB Mulai Kembangkan Produk Baru

Bisnis.com,03 Sep 2022, 14:57 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Pegiat tenun khas Sumba Timur, Rambu Naomi./JIBI-Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR – Perajin tenun di Nusa Tenggara Barat mulai menerapkan konsep fesyen berkelanjutan atau fesyen yang ramah lingkungan dengan memproduksi kain tenun ramah lingkungan.

Konsep berkelanjutan juga bertujuan untuk menyasar konsumen mancanegara yang hanya ingin membeli produk ramah lingkungan jika berwisata ke Indonesia khususnya ke NTB. Produk tenun yang ramah lingkungan harus dibuat melalui bahan baku yang ramah lingkungan, seperti pewarna kain alami.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, mendorong produksi kain tenun ramah lingkungan dengan melatih pelaku usaha tenun menggunakan pewarna alami. Pelatihan diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari lima kelompok UMKM yaitu Mawar Tenun, Ana Tenun Sukarara, Bun Mudrak Lombok Tengah, Tenun Pringgasela, dan Tenun Sangkabira Sembalun Lombok Timur.

Salah satu jenis tenun yang dikembangkan dengan pewarna alami yakni wastra tenun yang memiliki beragam motif dan jenis. Wastra tenun juga merupakan tenun yang diminati oleh pasar ekspor dan sudah dikenal secara luas di tingkat nasional.

Kepala BI NTB, Heru Saptaji, menjelaskan fesyen berkelanjutan sudah menjadi tren global yang harus disesuaikan oleh pelaku ekonomi kreatif NTB jika ingin tetap dilirik oleh pasar global. “Fesyen berkelanjutan yang merupakan bagian dari ekonomi hijau tersebut secara konsisten kami dukung pada aspek pengembangan wastra tenun NTB,” jelas Heru dari keterangan resmi, Jumat (2/9/2022).

Sentra produksi tenun di NTB terdapat di 10 kabupaten dan kota, yang terkenal antara lain sentra tenun Sukarara, Sade di Lombok Tengah, kemudian sentra tenun Pringgasela di Lombok Timur. penenun masih menggunakan alat tenun tradisional yang merupakan warisan turun temurun. (C211)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini