Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berupaya mendorong UMKM mengembangkan bisnisnya hingga menembus pasar ekspor. Hal itu di antaranya dilakukan dengan melakukan business matching hingga membawa produk UMKM berkualitas dalam festival budaya skala internasional.
Adapun, dalam Festival Budaya Indonesia-Eropa Bernama “Tong-Tong Fair”, BRI memboyong sejumlah produk UMKM yang unik untuk diperkenalkan ke dunia.
Tong-Tong Fair merupakan festival budaya yang telah hadir sejak tahun 1959 di Belanda. Di tahun ini, Tong-Tong Fair digelar mulai 1 September – 12 September 2022, bertempat di Centre of Hague, Den Haag, Belanda. Pada tahun 2019, festival budaya Eurasian terbesar di dunia ini berhasil mendatangkan lebih dari 80.00 0pengunjung.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan terdapat perjalanan yang panjang sejumlah akhirnya UMKM bisa menembus pasar global. UMKM haruas melewati sejumlah proses dimulai dengan peningkatan kualitas untuk meningkatkan daya saing serta keunikan produk. BRI terlibat pada proses tersebut.
Tidak hanya itu, BRI juga turut andil dalam edukasi membantu pelaku UMKM mengimplementasikan pengelolaan keuangan yang profesional, pemasaran, branding hingga menemukan cerita di balik produk yang menarik di mata konsumen.
BRI kemudian mengedukasi dan menyiapkan pelaku UMKM untuk merambah ke dunia digital atau go digital sehingga pangsa pasar produk makin luas.
“BRI terus mengupayakan pelaku UMKM lokal untuk dikenali potensinya dan berhasil menembus pasar global, salah satunya dengan membawa UMKM binaan kami dalam festival budaya Eurasian terbesar ini (Tong-Tong Fair),” kata Amam dalam siaran pers, Minggu (4/9/2022).
Amam menambahkan bahwa perseroan juga melakukan strategi business matching mempertemukan konsumen (buyer) dari mancanegara dengan UMKM lokal. Strategi ini dapat dilihat dari gelaran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, ajang tahunan BRI untuk mendorong pelaku UMKM binaan BRI Go Global.
Pada 2021, ajang EXPO(RT) BRIlianpreneur mencatatkan transaksi business matching hingga US$72,13 juta atau melampaui target perseroan yang telah ditetapkan yang sebesar US$65 juta. Adapun sebanyak 110 buyers meramaikan ajang ini yang berasal dari 31 negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Timur tengah, hingga Australia.
“UMKM lokal memiliki potensi yang sangat besar dengan beragam keunikan serta produk yang disukai oleh berbagai konsumen dari berbagai negara. Untuk itu lah, kami coba berusaha mendampingi agar produk UMKM lokal ini memiliki kualitas terbaik dan selaras dengan kebutuhan pasar,” tambahnya.
Lebih lanjut, Amam menjelaskan BRI berkomitmen untuk terus menyokong aspek permodalan pelaku UMKM. Hingga kuartal II/2022, Portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81 persen secara year on year (YoY) dari Rp837,82 triliun pada akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun pada akhir Juni 2022.
Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen. Adapun BRI secara konsoldasian berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy pada periode yang sama.
Seluruh sektor kredit tercatat mengalami peningkatan positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen, segmen konsumer tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi tumbuh 3,76 persen serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71 persen.
Selain BRI, bank milik negara yang juga gencar dalam mendorong UMKM go global adalah BNI.
Sebelumnya, Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan jumlah nasabah UMKM yang telah melakukan ekspor tercatat 40.000 nasabah per Juni 2022. Jumlah itu melesat 60 persen yoy dari 25.000pada Juni 2021.
“Secara value, ekspor UMKM yang kami alami naik dari Rp14 triliun jadi Rp22 triliun. Artinya, barang yang diproduksi oleh UMKM binaan BNI jauh lebih dihargai pasar. Orientasinya pada produk olahan makanan dan minuman, kerajinan tangan, dan olahan makanan laut,” ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan pencapaian gemilang tersebut berkat program unggulan BNI Xpora yang memberikan pendampingan berkelanjutan agar para pelaku UMKM terbiasa melakukan ekspor.
Prosesnya, dimulai dengan melakukan kurasi terhadap produk UMKM melalui 200 kantor cabang terpilih yang tersebar di Indonesia, sesuai potensi ekspor di masing-masing daerah.
Setelah itu, BNI melakukan pendampingan dengan menggandeng berbagai pihak seperti Bea Cukai, Lembaga Pembiayaan Ekspor dan Impor (LPEI), dan pihak lainnya. Tujuannya, agar para pelaku UMKM memahami kebutuhan pasar, persyaratan, hingga peningkatan kapasitas.
Ketika para pelaku UMKM siap melakukan ekspor, BNI melakukan business matching dengan diaspora yang tersebar di berbagai negara dengan mengandalkan kantor cabang luar negeri.
Iqbal menilai jumlah diaspora yang mencapai 8 juta orang memiliki potensi yang besar lantaran bisa dijadikan ambassador dan pintu masuk produk UMKM Indonesia di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel