Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan jumlah tertanggung industri asuransi jiwa per Juni 2022 menembus 73,9 juta orang. Jumlah ini tumbuh 19,1 persen (year-on-year/yoy) atau sekitar 11,86 juta orang, didorong kebangkitan segmen korporasi alias asuransi karyawaan.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa fenomena ini tercermin dari pertumbuhan jumlah tertanggung berdasarkan porsi tertanggung perorangan dan kumpulan. Dia mengatakan asuransi kumpulan yang merupakan penjabaran asuransi karyawan melonjak tajam menjadi 52 juta orang atau tumbuh 23,7 persen yoy ketimbang periode sama tahun lalu. Pada Juni 2021, tertanggung dalam asuransi kumpulan baru 42 juta orang. Capaian ini juga melampaui kinerja awal pendemi atau semester I/2020 yang ketika itu sebanyak 44,7 juta orang.
"Sebelumnya, pelemahan aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kasus pegawai dirumahkan, bahkan terkena PHK. Saat ini sudah lebih baik, sehingga permintaan perlindungan asuransi dari pelaku usaha pun semakin meningkat," ujarnya dalam paparan kepada awak media, Selasa (6/9/2022).
Sementara itu, jumlah tertanggung perorangan juga masih berada dalam tren pertumbuhan 9,5 persen yoy secara tahunan. Tepatnya dari 16,9 juta orang pada semester I/2020, menjadi 20 juta orang pada semester I/2021, kemudian berlanjut mencapai 21,9 juta orang pada semester I/2022.
Hal ini menyebabkan total polis pun dalam tren bertumbuh dari 19,8 juta polis pada semester I/2021 menjadi 21,9 juta polis pada semester I/2022 atau tumbuh 10,8 persen yoy. Terbagi polis perorangan yang naik 11 persen yoy menjadi 21,1 juta polis, sementara polis kumpulan tumbuh 5 persen yoy menjadi 785.615 polis.
"Jumlah polis perorangan yang naik sekitar dua juta orang tertanggung menjadi sinyal kuat bahwa minat masyarakat terhadap produk-produk asuransi jiwa meningkat. Hal ini juga membawa penetrasi asuransi jiwa terhadap jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai angka 8 persen untuk pertama kalinya," tambahnya.
Kinerja Perusahaan Bangkit Dorong Permintaan Asuransi Kumpulan
Budi menambahkan bahwa pemulihan kondisi keuangan segmen korporasi pada era normal baru telah menjadi pendorong utama pertumbuhan polis kumpulan pada tahun ini.
"Terutama perusahaan yang sebelumnya tidak memikirkan asuransi, sekarang tampak mulai sadar, ternyata santunan sakit dan meninggal dunia kepada pegawai itu mahal dan bisa jadi tidak terukur. Maka, dengan ikut asuransi, lebih ada kepastian biaya. Fenomena ini memberikan optimisme buat industri untuk bertumbuh lagi pada semester I/2022 ini," tambahnya.
Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko & GCG AAJI Fauzi Arfan menyebutkan mulai stabilnya kinerja keuangan perusahaan menjadi kabar baik buat pelaku industri, terutama yang bermain di produk-produk proteksi kesehatan pegawai dan memiliki benefit-benefit terkait kesehatan.
"Korporasi saya lihat sangat membutuhkan produk kesehatan buat pegawai. Tapi barangkali tahun lalu kondisi finansial mereka belum memadai, sehingga banyak yang baru memulai lagi pada tahun ini," ungkap Fauzi.
Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Kerjasama Antar Lembaga, Regulator, Stakeholder Dalam Negeri & Internasional AAJI Sadhiq Akasya menekankan fenomena ini membuka peluang para pemain untuk menyasar para pelaku UMKM.
"Pandemi Covid-19 lalu telah menyadarkan perusahaan, terutama dari jenis small-medium, soal pentingnya proteksi buat karyawan. Tadinya mungkin mereka belum terlalu peduli, tapi fenomena pandemi kemarin tampak mendongkrak minat mereka akan produk-produk dari perusahaan asuransi jiwa, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan Covid-19," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel