Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatatnya adanya peningkatan yang signifikan pada penjualan melalui open API atau BRIAPI.
EVP for Application Management & Operation Bank BRI I Nyoman Sugiriyasa menyampaikan bahwa volume penjualan Bank BRI melalui BRIAPI mencapai Rp265 triliun, tumbuh sebesar 325 persen secara tahunan per Juli 2022.
Sejalan dengan itu, volume transaksi melalui BRIAPI juga tercatat naik signifikan, mencapai 250 juta atau tumbuh sebesar 187 persen secara tahunan.
“Layanan kita melalui open API berkembang sangat pesat, pertumbuhan persentasenya tiga digit setiap tahun, sekarang kita sudah terkoneksi dengan sekitar 600 partner melalui BRIAPI,” katanya dalam Webinar Secured Open Banking API for A Sustainable Digital Transformation, Selasa (6/9/2022).
Dia menyampaikan, tren pertumbuhan transaksi melalui open API di BRI menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa perseroan telah mengimplementasikan open API sejak 2018. Aspek utama yang terus menjadi perhatian perseroan adalah dari aspek keamanan.
Ke depan, perseroan akan terus memperkuat dan memperluas ekosistem open API dengan membangun partnership dengan industri, misalnya di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, transportasi, dan bidang lainnya. Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Novyanto menyampaikan bahwa pada tahap awal, sebanyak 15 pelaku industri telah mengimplementasikan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) pada Juni 2022.
Ke-15 pelaku industri tersebut merupakan pihak yang menyusun SNAP bersama dengan BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). “Yang kita targetkan pada 2022 ada dua potongan besar. Pertama, pada Juni 2022 kita targetkan semua pihak yang kita ajak dan ikut serta dalam menyusun SNAP itu ada 15 pelaku industri,” katanya dalam Webinar Secured Open Banking API for A Sustainable Digital Transformation, Selasa (6/9/2022).
Pada tahap berikutnya, BI menargetkan semua penyedia jasa pembayaran sudah dapat mengimplementasikan SNAP, yaitu pada Desember 2022. Selanjutnya, SNAP akan diintegrasikan dengan semua pengguna layanan non PJP, terutama kelompok UMKM dan nirlaba.
“Jadi target 2022 lebih mengarah ke PJP. Target beyond itu, adalah integrasi integrasi dengan semua pengguna layanan. Sebenarnya target diselesaikan pada Juni 2024, namun kita masih sisakan di Juni 2025 selambat-lambatnya untuk penyedia layanan kelompok umkm dan nirlaba,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel