Berbeda dengan Pria, Berikut Gejala dan Tanda Komplikasi HIV pada wanita

Bisnis.com,08 Sep 2022, 22:10 WIB
Penulis: Widya Islamiati
HIV/jewishbusinessnews

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun penyebab HIV disebutkan lebih banyak akibat seks sesama jenis melalui anal, tetapi wanita yang menderita penyakit ini juga banyak. Ada beberapa gejala berbeda yang dialami oleh wanita dengan HIV dan tidak terjadi pada pria, meskipun memang sebagian besar gejala HIV pada wanita maupun pria cenderung sama.

Berikut gejala HIV yang dialami oleh wanita berdasarkan verywellhealth dan Healthline.

Infeksi HIV akut

Infeksi HIV akut disebut juga dengan serokonversi akut, hal ini adalah tahap pertama dari total keseluruhan tiga tahap penyakit seusai terinfeksi virus. Pada tahap ini akan ada antibodi defensif yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antibodi defensif ini berfungsi untuk melawan virus serta mengendalikan infeksi.

Gejala yang biasanya timbul pada tahap ini adalah flu dengan disertai demam ringan dan nyeri tubuh, namun pada beberapa kasus dibarengi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini biasa disebut sindrom retroviral akut atau ARS. Lamanya tahap ini biasanya berkisar antara tujuh hingga 14 hari.

Disparitas tingkat infeksi

Saat gejala berkembang, gejala yang timbul pada wanita umumnya sama dengan pria. Pada wanita dengan heteroseksual kemungkinan terinfeksi HIV dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan pria heteroseksual, per sekali tindakan seksual. Hal ini kadangkala disebabkan oleh peningkatan ukuran dan porositas jaringan vagina daripada penis.

Hal ini dengan sederet faktor lain membuat wanita menerima risiko infeksi lebih tinggi serta perkembangan penyakit lebih cepat dibandingkan pria.

Journal of Infectious Diseases menyebutkan, wanita dengan HIV punyai risiko 1,6 kali lebih besar untuk berkembang pada kondisi yang lebih serius, AIDS, dibandingkan pria.

Koinfeksi HIV dan PMS

Selama tahap sekonversi akut, gejala lain seperti penyakit menular seksual (PMS) juga dapat berkembang. Pada wanita, PMS yang paling umum adalah Klamidia, gonore, trikomoniasis serta sifilis.

Infeksi ini atau infeksi tidak menular seksual seperti bakterial vaginosis lah yang juga dapat meningkatkan risiko wanita tanpa HIV terkena HIV hingga dua sampai tiga kali lipat.

Infeksi ini dapat merusak peran penghalang dari mukosa vagina serta meningkatkan konsentrasi sel imun di tempat infeksi, seperti sel T CD4.

Infeksi HIV kronis

Tahap ini merupakan tahap akhir infeksi akut. Tahap infeksi kronis ini juga disebut latensi klinis, tahap berkembangnya infeksi secara diam-diam dengan menimbulkan gejala penting. Akan tetapi, sel yang digunakan tubuh untuk melawan, sel T CD4 akan terus diinfeksi dan dikuras oleh virus HIV ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah sel T CD4 akan terus menurun. Hal ini akan meningkatkan risiko tingkat keparahan dan kisaran IO.

Tanda dan komplikasi pada wanita

Berikut ini gejala yang akan mungkin timbul di saluran reproduksi wanita:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini