Bisnis.com, JAKARTA — Harga gandum berjangka kembali memanas mengikuti perkembangan kesepakatan dagang Rusia-Ukraina yang dikritik Presiden Vladimir Putin baru-baru ini. Sementara gandum Ukraina terus mengalir dari Laut Hitam, ekspor Rusia tersendat di bawah bayang-bayang sanksi Barat.
Gandum berjangka untuk kontrak Desember 2022 di Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup menguat 3,3 persen ke level US$844,2 per gantang, Rabu (7/8/2022) setelah sebelumnya naik hampir 7 persen. Harga penutupan kemarin merupakan yang tertinggi sejak 11 Juli 2022. Penguatan berlanjut pada perdagangan Kamis (8/9/2022) dengan harga berada di level US$847,6 per gantang hingga pukul 9:40 WIB.
Lonjakan harga gandum terjadi tak lama setelah Presiden Rusia Vladmimir Putin mengkritik kesepakatan dagangnya dengan Ukraina, yang ditengahi oleh Turki dan PBB. Kesepakatan tersebut sebelumnya diteken pada Juli dan memberi jaminan keamanan bagi pergerakan komoditas pangan di sepanjang koridor Laut Hitam.