Banyak Hari Libur, Pemulihan Ekonomi Inggris Melambat pada Juli

Bisnis.com,12 Sep 2022, 20:35 WIB
Penulis: Nabila Dina Ayufajari
London-Inggris/Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Inggris pulih lebih lambat dari yang diperkirakan dari kemerosotan yang dipicu oleh libur bank tambahan pada Juni karena kontraksi aktivitas manufaktur dan konstruksi.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (12/9/2022), Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris naik 0,2 persen pada bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom).

Pada bulan Juni, PDB Inggris terkontraksi 0,6 persen karena aktivitas dibatasi oleh hari libur tambahan perayaan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth II.

Saat ini, meninggalnya Ratu Elizabeth II dan libur tambahan untuk memperingatinya diperkirakan mendorong ekonomi Inggris ke resesi pada kuartal III/2022.

"Kematian ratu dan libur tambahan untuk pemakamannya pada 19 September mungkin cukup untuk mengarahkan ekonomi ke dalam resesi pada kuartal saat ini," kata analis di Nomura dan Deutsche Bank, dikutip dari Bloomberg pada Senin (12/9/2022).

Konsumen dan bidang usaha berjuang di bawah beban inflasi dan tagihan energi yang melonjak, bahkan dengan paket tindakan Perdana Menteri (PM) Liz Truss untuk menahan kenaikan biaya gas alam dan listrik.

"Ini terkait dengan prospek suram untuk ekonomi Inggris yang dapat melihat resesi dangkal lainnya mulai akhir tahun ini, didorong oleh tekanan pendapatan rumah tangga dan meningkatnya beban biaya untuk bisnis," kata Yael Selfin, kepala ekonom KPMG UK.

Pertumbuhan pada Juli didorong oleh sektor informasi dan komunikasi dan layanan yang berhubungan dengan konsumen. Ini sebagian karena adanya sejumlah acara seperti saat Inggris menjadi tuan rumah kejuaraan sepak bola EURO Wanita dan pertandingan Persemakmuran.

Baik produksi industri dan konstruksi turun pada Juli 2022, masing-masing sebesar 0,3 dan 0,8 persen, menandai penurunan kedua berturut-turut untuk kedua sektor ini.

Menurut ekonom Bloomberg Dan Hanson dan Ana Luis Andrade, ada risiko Inggris tergelincir ke dalam resesi teknis pada kuartal III/2022. Ini karena Inggris sedang berduka atas kematian Ratu Elizabeth II dengan hari libur nasional tambahan pada bulan September.

"Lebih penting lagi, kami pikir paket dukungan energi senilai 150 poundsterling miliar dari pemerintah berarti resesi tidak akan berlangsung selama musim dingin," kata mereka.

Pembatasan harga energi mulai Oktober yang diumumkan oleh Truss pekan lalu akan mengurangi puncak inflasi dan mungkin cukup untuk menahan ekonomi dari resesi besar-besaran tahun ini.

Namun, stimulus miliaran pound kemungkinan akan memaksa Bank of England untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kontraksi tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini