Kolaborasi Krakatau Steel (KRAS) dan PP Properti (PPRO), Potensi Pendapatan Rp18 Triliun

Bisnis.com,13 Sep 2022, 19:51 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pekerja melintas di dekat logo PT PP Properti Tbk. (PPRO) di Jakarta, Kamis (20/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah proyek pengembangan anyar akan digarap oleh emiten properti PT PP Properti Tbk (PPRO), termasuk pembangunan perumahan dengan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).

Direktur Pengembangan Bisnis dan HCM PP Properti Fajar Saiful Bahri mengatakan salah satu proyek pengembangan baru yang akan dilakukan perusahaan pada tahun ini adalah kawasan landed house bernama Krakatau Urban Valley.

Ia menjelaskan proyek yang berlokasi di Cilegon tersebut adalah hasil kolaborasi PPRO dengan PT Krakatau Sarana Infrastruktur yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).

Saat ini perusahaan akan mengembangkan 2 klaster yang rencananya akan dirilis pada awal tahun 2023 mendatang. Adapun, proyek Krakatau Urban Valley ini memiliki potensi pendapatan yang cukup besar untuk PPRO.

“Potensi pendapatannya sekitar Rp18 triliun dengan masa pengembangan selama 20 tahun. Saat ini kami sedang melakukan proses finalisasi desain 2 klaster awal,” jelasnya dalam acara Public Expose Live 2022, Selasa (13/9/2022).

Direktur Utama PPRO, Yuyus Juarsa menambahkan, cilegon adalah lokasi pilihan yang tepat mengingat perkembangan Kawasan Industri Cilegon yang cukup baik. Ia menuturkan, saat ini beberapa existing tenant akan membangun pabrik baru untuk menambah kapasitas produksinya, sehingga akan meningkatkan potensi permintaan hunian di Cilegon.

Lebih lanjut, PPRO juga akan memulai pengembangan Kawasan Transyogi pada tahun ini hingga tahun 2044 dengan fokus pengembangan landed house. Dalam timeline pengembangannya, PPRO akan membangun social space dan area komersial pada 2025 dan dilanjutkan pengembangan high rise pada periode 2033 hingga 2044.

“Untuk total potensi revenue dari Transyogi ini sekitar Rp4,6 triliun dengan masa pengembangan selama 10 tahun,” lanjutnya.

PPRO juga akan memulai pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT). Yuyus menjelaskan KIT Batang diharapkan akan mampu menarik industri asing maupun lokal, sehingga nantinya kawasan tersebut akan membutuhkan ketersediaan hunian, commercial area serta hotel.

Berdasarkan informasi yang diterima hingga Agustus 2022, sudah terdapat sekitar belasan tenant yang melakukan MoU di kawasan tersebut. Yuyus menuturkan potensi penerimaan dari proyek ini adalah sebesar Rp1,8 triliun dengan periode pengembangan selama 10 tahun.

“Melihat peluang yang ada PPRO sebagai Perusahaan developer akan mendukung pengembangan kawasan tersebut yang juga merupakan program Pemerintah,” tutup Yuyus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini