Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melihat prospek pembiayaan kredit sindikasi sangat menjanjikan hingga akhir tahun ini, di samping perseroan masih menjadi penguasa pasar pembiayaan secara sindikasi dengan market share hingga 22 persen.
Bank pelat merah itu melihat potensi pembiayaan sindikasi terbuka lebar. Sejalan dengan berkurangnya kasus Covid-19 dan mulai membaiknya perekonomian Indonesia, meski ekonomi dunia mengalami peregangan akibat perang Rusia dan Ukraina, adanya kenaikan harga komoditas khususnya energi, inflasi yang tinggi di banyak negara, hingga kenaikan suku bunga acuan.
Hingga tengah kedua September tahun ini saja, pembiayaan sindikasi perbankan dan lembaga keuangan telah mencapai US$16,61 miliar atau sekitar Rp246,8 triliun (asumsi kurs Rp14.861,15 per dolar AS). Sementara itu, pada akhir September 2021, pembiayaan sindikasi tercatat sebesar US$17,13 miliar.
Bank Mandiri menilai peningkatan pembiayaan sindikasi di Indonesia menunjukkan respons pasar yang positif, optimisme, serta kepercayaan dari para investor terhadap ekonomi yang stabil dan bertumbuh.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang relatif besar, di mana kestabilan dan pertumbuhan ekonominya ditunjang dari tingkat konsumsi masyarakat.
“Prospek pembiayaan sindikasi sangat menjanjikan, dengan beberapa transaksi yang masih dalam proses dan iklim investasi yang masih baik dan dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Rudi kepada Bisnis, Senin (12/9/2022).
Rudi melanjutkan, sebagai negara penghasil komoditas, juga berdampak positif bagi neraca perdagangan internasional Indonesia, sehingga kondisi ini diharapkan dapat mendorong keyakinan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Adapun, Rudi menyebut tren pertumbuhan kredit sindikasi di Bank Mandiri menunjukkan tren pertumbuhan, baik secara jumlah transaksi maupun secara volume nilai transaksi.
“Keikutsertaan Bank Mandiri dalam setiap deal sindikasi yang ada di Indonesia cukup dominan, sehingga membuat Bank Mandiri mampu memimpin League Table untuk Mandated Lead Arranger dan Bookrunner untuk Indonesian Borrower Loan,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Rudi, terdapat beberapa proyek sindikasi yang masih dalam proses pembentukan dan diharapkan mencatatkan hasil yang optimal di akhir tahun 2022. Menurutnya, mengelola pipeline merupakan bagian dari keseharian bank yang diharapkan pipeline yang ada dapat mendukung target pencapaian Bank Mandiri.
Dia menyampaikan bahwa transaksi sindikasi biasanya ditandai dengan kebutuhan pendanaan yang besar dan hal ini terlihat dari sektor-sektor yang memiliki nilai proyek yang besar atau industri yang menarik bagi para investor. Sejumlah sektor yang dimaksud di antaranya infrastruktur, perkebunan, dan energi.
“Selain itu, aset yang dinilai ramah lingkungan juga semakin diminati oleh pasar, terutama green energy dalam bentuk pembiayaan hijau,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel