IHSG Tertekan Hawkish The Fed, Bakal Rebound Besok?

Bisnis.com,14 Sep 2022, 19:40 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (26/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan pelemahannya pada besok, Kamis (15/9/2022).

Hari ini, Rabu (14/9/2022) IHSG tercatat ditutup di level 7.278,07 atau turun 0,54 persen. Sebelumnya, IHSG mencapai rekor penutupan tertinggi di level 7.318 pada Selasa (13/9/2022).

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG ditutup melemah setelah data ekonomi AS dirilis lebih buruk daripada ekspektasi.

"Hal ini mendorong kekhawatiran bahwa The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga, terutama akhir September ini," kata Dennies, Rabu (14/9/2022).

Dia memprediksikan IHSG bergerak melemah. Secara teknikal, candlestick membentuk lower high dan lower low dengan stochastic membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan potensi pelemahan.

Menurutnya, pergerakan IHSG masih akan didorong kekhawatiran investor dengan ekspektasi The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga.

"Dari dalam negeri investor akan mencermati rilis data neraca perdagangan," ucapnya.

Adapun, support IHSG besok diperkirakan akan berada pada rentang 7.181 hingga 7.229. Sementara itu, resistance IHSG berada pada level 7.315 hingga 7.353.

Berikut adalah saham-saham pilihan Artha Sekuritas.

PT  Wismilak Internasional Makmur Tbk. (WIIM) Target Price: 720-820
Entry Level: 700–720
Stop Loss: 685
Mengalami koreksi, namun masih bergerak dalam trend penguatan.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) Target Price: 630-650
Entry Level: 590–610
Stop Loss: 575
Candlestick membentuk long white body dengan volume tinggi setelah rebound dari area support. Berpotensi melanjutkan penguatan.

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) Target Price: 7.950–8.200
Entry Level: 7.300–7.550
Stop Loss: 7.150
Mengalami koreksi, namun masih bergerak dalam trend penguatan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini