Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan sekunder perumahan di bawah Kementerian Keuangan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) masih fokus mendongkrak popularitas aktivitas sekuritisasi, salah satunya dengan melibatkan investor pemula merasakan langsung manfaatnya.
Sebagai pengingat, sekuritisasi memungkinkan perbankan mendapat sumber pendanaan baru. Bank bisa mencairkan kumpulan portofolio kredit pemilikan rumah (KPR) miliknya sebagai Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP), kemudian SMF tawarkan ke pasar modal.
Sekretaris Perusahaan SMF Primasari Setyaningrum mengakui sekuritisasi saat ini belum populer di kalangan investor pasar modal, bahkan di kalangan perbankan sendiri. Oleh sebab itu, mensukseskan produk EBA Ritel sejalan dengan upaya mendongkrak awareness masyarakat luas terkait sekuritisasi.
"Kalau investasi ke EBA Ritel menjadi tren seperti instrumen reksadana atau saham, harapannya banyak pihak mulai familiar dengan sekuritisasi," ujarnya ketika ditemui selepas acara pelepasan Jelajah BUMN 2022 yang digelar Harian Bisnis Indonesia, Rabu (14/9/2022).
Wanita yang akrab disapa Tian ini menjelaskan saat ini produk EBA Ritel SMF masih tersedia dan bisa dibeli melalui BNI Sekuritas. SMF sendiri berperan sebagai market maker, sehingga turut mengakomodasi jual-beli EBA Ritel di pasar sekunder.
"Setiap saat EBA Ritel selalu available. Jadi investor bisa beli kapan saja. Beda dengan obligasi yang ada masa penawarannya, EBA Ritel kami tidak perlu menunggu penerbitan baru. Terlebih, SMF di pasar sekunder merupakan market maker. Jadi kalau tidak ada yang beli atau istilahnya sedang tidak likuid, SMF tetap akan menjadi stand-by buyer," tambah Tian.
Adapun, SMF sendiri berpengalaman menggelar sekuritisasi sejak 2009, bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Namun, EBA-SP yang tersedia untuk investor ritel baru mulai meluncur pada akhir 2018.
EBA Ritel merupakan jenis instrumen fixed income layaknya obligasi dan sukuk. Bedanya, dalam EBA Ritel terdapat amortisasi pokok yang akan dibayarkan bersamaan dengan periode pembayaran kupon atau setiap triwulanan.
Alhasil, investor dapat seketika memutar sebagian dana investasi ke instrumen lain, tanpa harus khawatir dana dikunci sampai tenor berakhir. Namun, investor juga bisa memilih menginvestasikan kembali pokok, atau pokok dan bunga secara sekaligus ke dalam EBA Ritel.
Terkini, EBA Ritel besutan SMF yang masih tersedia merupakan penerbitan bersama BTN sebagai bank kreditur asal. Memiliki kupon 8,75 persen yang dibayarkan setiap tiga bulan. Investor ritel bisa mulai membelinya dengan transaksi terjangkau, yaitu minimal Rp100.000.
"Kami yakin setiap investor yang baru tahu EBA Ritel SMF, pasti langsung tertarik. Karena return-nya tinggi, rating bertahan di AAA, dan kami sebagai penerbit pun merupakan BUMN di bawah Kementerian Keuangan. Jadi buat yang baru memulai investasi, sebenarnya EBA Ritel merupakan investasi yang tepat karena risikonya tidak terlalu besar," ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Tian mengungkap pihaknya akan menggelar kembali penerbitan EBA-SP bersama dua bank kreditur asal. Satu dari bank konvensional, satu lagi dari bank syariah.
"Setelah kemarin kami menggelar acara Securitization Summit, muncul dua rencana sekuritisasi dalam waktu dekat. Satu dari bank konvensional, satu lagi akan menjadi EBA-SP berbasis syariah pertama di Indonesia. Besar harapan kami sekuritisasi dari kedua bank ini bisa rutin setiap tahun, sehingga membawa pasar sekuritisasi di Indonesia terus berkembang," tutupnya.
Sebagai informasi, sebelumnya SMF tercatat telah merealisasikan aktivitas sekuritisasi sebanyak 14 kali sejak 2009, dengan total nilai penerbitan Rp12,7 triliun. Terbagi 13 kali bersama BTN (BBTN) dan sekali bersama Bank Mandiri (BMRI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel