CIMB Niaga (BNGA) Bidik Laba Tembus Rp6 Triliun Tahun Ini

Bisnis.com,15 Sep 2022, 19:52 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan menyampaikan paparan saat kunjungan CIMB Niaga ke Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (15/9/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) memproyeksikan laba hingga akhir tahun dapat mencapai lebih dari Rp6 triliun, sejalan dengan kinerja perseroan pada paruh pertama 2022.

Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, CIMB Niaga dan entitas anak berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 20,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp2,13 triliun menjadi Rp2,56 triliun.

Apabila dirinci, pertumbuhan laba BNGA ditopang oleh beban bunga yang menyusut lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan bunga. Alhasil, pendapatan bunga bersih bank menjadi Rp6,54 triliun. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan kinerja perseroan di semester I//2022 didorong oleh pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang kuat, peningkatan pada pendapatan berbasis komisi, pengelolaan biaya yang baik, dan pembentukan cadangan kredit yang lebih rendah. 

“Kami harapkan [laba] masih bisa di atas 6 triliun [hingga akhir tahun 2022],” kata Lani saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (15/9/2022). 

Lani menyampaikan bahwa sejumlah strategi yang dilakukan perseroan telah berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, bank swasta terbesar kedua di Indonesia itu berharap portofolio kredit dan pembiayaan  tetap bisa tumbuh 8 persen hingga akhir tahun.

Selain itu, Lani juga menargetkan pertumbuhan dana murah atau current account savings account (CASA) berupa giro dan tabungan dapat tumbuh dua digit. Sejauh ini, CIMB Niaga masih optimistis tahun inikita lihat perkembangan yang terakhir,” pungkasnya.

Adapun pada paruh pertama tahun ini, dari sisi penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK), CIMB Niaga secara konsolidasi tumbuh 6,4 persen yoy, dari Rp218,07 triliun menjadi Rp231,99 triliun. Pertumbuhan DPK berasal dari CASA berupa giro dan tabungan yang naik 12,1 persen yoy, dari Rp136,01 triliun menjadi Rp152,45 triliun.

Sementara itu dari sisi rasio keuangan, rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) bank only tercatat berada di level 3,60 persen gross dan 0,99 persen net. Pada periode yang sama, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 78,62 persen dari 76,78 persen.

Kemudian net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), masing-masing sebesar 4,36 persen dan 74,67 persen pada posisi Juni 2022. Lalu, rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) 2,05 persen dan 12,62 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini